sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kolaborasi penting untuk meningkatkan capaian vaksinasi

Salah satu kunci keberhasilan berbagai program adalah perluasan kerja sama dan pelibatan semua pihak.

Dinda Berenice
Dinda Berenice Rabu, 02 Feb 2022 15:33 WIB
Kolaborasi penting untuk meningkatkan capaian vaksinasi

Kolaborasi semua pihak dinilai penting untuk meningkatkan capaian vaksinasi Covid-19 di Tanah Air. Apalagi mengingat saat ini Indonesia menghadapi gelombang ketiga penyebaran virus Corona. 

"Salah satu kunci keberhasilan berbagai program adalah perluasan kerja sama dan pelibatan semua pihak, begitu juga dengan program vaksinasi Covid-19," kata anggota Komisi IX DPR Elva Hartati kepada wartawan, Rabu (2/2).

Menurut dia, pelibatan swasta sangat penting, karena mempunyai sumber daya yang bisa dimaksimalkan untuk akselerasi vaksinasi. Elva menyontohkan, Ekuador menjadi negara dengan tingkat kecepatan vaksinasi terbaik dunia, karena kerja sama yang kuat dengan pihak swasta.

Elva mengatakan, pemerintah memang sudah bekerja sama dengan swasta, tapi perlu diperluas dan diperkuat. Dengan 184,68 juta orang yang sudah divaksin merupakan capaian yang luar biasa. Komisi IX mengapresiasi kinerja pemerintah, tapi capaian ini harus terus ditingkatkan. 

"Paling sedikit 80% populasi mendapatkan vaksinasi dan kelompok rentan seperti lansia menurut saya 100% harus divaksinasi," imbuhnya.

Pakar epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Laura Navika Yamani, juga menilai kolaborasi sangat perlu dilakukan sejak awal kemunculan pandemi. Laura menilai pemerintah tidak bisa berjalan sendiri. 

"Banyak unsur yang harus berkolaborasi dan berkomitmen untuk melakukan upaya dalam mempercepat penghentian pandemi Covid-19," kata Laura.

Vaksinasi diharapkan bisa terus berjalan degan menerapkan prokes ketat. "Naiknya kasus Covid-19 bukan menghentikan pemberian vaksin tetapi memperketat prokes sehingga aman tidak berisiko tertular saat pemberian vaksin," kata dia.

Sponsored

Dia mengakui 184,68 juta penduduk yang sudah divaksin tentu telah mencapai target cakupan vaksinasi. "Tetapi 184,68 atau lebih 85% ini adalah orang yang masih mendapatkan vaksin dosis 1 dan dosis lengkap baru sekitar 60 persenan. Ini masih menjadi PR pemerintah dalam mengejar target cakupan untuk dosis 2 dan mempercepat pencapaian itu," pungkasnya.

Badan Intelijen Negara (BIN) salah satu lembaga negara yang terus berkolaborasi dalam menjalankan program vaksinasi. BIN terus memperluas kolaborasi dalam upaya mengejar target vaksinasi nasional.

Deputi Bidang Intelijen Luar Negeri, Badan Intelijen Negara, Mayjen TNI Agoes Joesni mengatakan, keberhasilan vaksinasi ini dilakukan atas kerja sama berbagai pihak, tak terkecuali BIN. Capaian ini pun sejalan amanat Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Dia menceritakan, sebelum Covid-19 di awal 2020 masuk ke Indonesia, BIN sudah mengamati fenomena ini sejak kasus di Wuhan. Karena itu langkah mitigasi pun kala itu telah disampaikan ke pemerintah.

Sebagai lembaga yang diamanatkan oleh undang-undang punya peran pencegahan dan deteksi dini terhadap berbagai ancaman, BIN sudah melakukan pencegahan. Salah satunya, penggunaan masker yang dilontarkan oleh BIN yang disampaikan pada pemerintah.

Kemudian, membuat aplikasi untuk mendeteksi kedisiplinan menggunakan masker dan sebagainya, melakukan sosialisasi dan narasi untuk melawan hoaks seputar vaksinasi. BIN juga bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan membuat sertifikat vaksinasi karena semua orang yang telah divaksinasi harus bisa dideteksi, hingga penyediaan vaksin serta fasilitas penunjangnya. 

Deputi bidang Intelijen Ekonomi BIN, Made Kartikajaya, menjelaskan, BIN memiliki tim penanganan Covid-19 dan sejatinya bertugas menyediakan vaksin di seluruh Indonesia. Sebagai penanggung jawab koordinasi dilakukan dengan Kemenkes, Dinas Kesehatan di daerah, di awal pertama vaksinasi dilakukan sejak 14 Juli 2020.

Berita Lainnya
×
tekid