sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

OJK catat literasi dan inklusi keuangan masyarakat terus meningkat

Untuk pertama kalinya di Indonesia hasil indeks literasi keuangan perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki.

Erlinda Puspita Wardani
Erlinda Puspita Wardani Rabu, 23 Nov 2022 08:35 WIB
OJK catat literasi dan inklusi keuangan masyarakat terus meningkat

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) periode 2022 menunjukkan peningkatan indeks pada literasi dan inklusi keuangan di masyarakat saat ini. 

Hasil SNLIK 2022 tercatat indeks literasi keuangan sebesar 49,68%. Artinya, meningkat 38,03% dibandingkan periode 2019. Kemudian, indeks inklusi keuangan 85,10% di tahun ini atau naik jika dibanding periode 2019 yang hanya sebesar 76,19%.

SNLIK ini dilakukan sejak Juli hingga September 2022 dengan responden 14.634 orang yang rentang usianya 15 hingga 79 tahun. Metode survei setiap tiga tahun ini dilakukan dengan pengambilan data face to face yang didukung Computer Assisted Personal Interviewing (CAPI).

Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Friderica Widyasari Dewi menyampaikan, dalam melakukan survei, parameter yang digunakan untuk mengetahui literasi keuangan responden adalah pengetahuan, keterampilan, keyakinan, perilaku, dan sikap. Sedangkan, untuk mengukur inklusi keuangan, OJK menggunakan parameter usage.

“Yang paling penting itu adalah gap atau selisih antara indeks literasi dan inklusi keuangan yang semakin kecil. Di tahun 2019 angkanya sebesar 38,16% dan sekarang di 2022 turun jadi 35,42%,” kata Friderica dalam Konferensi Pers SNLIK 2022, ditulis Rabu (23/11).

Pentingnya selisih antara literasi dan inklusi keuangan semakin kecil. Menurut Friderica, alasannya adalah jika indeks inklusi keuangan tinggi namun gap-nya jauh dengan indeks literasi keuangan, maka hal tersebut berisiko menimbulkan masalah ke depannya.

“Kalau inklusinya tinggi, tapi literasi keuangannya rendah, artinya banyak masyarakat yang menggunakan produk jasa keuangan tanpa memahami produk tersebut yang digunakan. Ini bisa jadi masalah,” tuturnya.

Kemudian dari sisi gender, Friderica menyampaikan untuk pertama kalinya di Indonesia hasil indeks literasi keuangan perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki, yaitu masing-masing adalah 50,33% dan 49,05%. Padahal di 2019, indeks literasi keuangan pada perempuan adalah 36,13% dan laki-laki lebih tinggi yaitu 39,94%. Ini artinya, upaya OJK menjadikan perempuan sebagai sasaran prioritas dalam arah strategis literasi keuangan dari 2020 hingga 2022 dinilai berhasil.

Sponsored

“Prioritas pada perempuan perlu diperhatikan karena perempuan juga berperan penting dalam mengedukasi tentang keuangan pada anak-anaknya,” ujar Friderica.

Meskipun demikian, untuk indeks inklusi keuangan, laki-laki masih lebih tinggi yaitu 86,28% dibandingkan inklusi keuangan perempuan sebesar 83,88%.

Selanjutnya jika dilihat berdasarkan wilayah perkotaan dan perdesaan, selisih indeks literasi keuangan dan inklusi keuangan juga mengalami penurunan. Disebutkannya, pada 2019 gap literasi keuangan 6,88% menurun di 2022 menjadi 2,10%, lalu indeks inklusi keuangan juga turun dari 15,11% menjadi 4,04%.

“Hal ini sejalan dengan strategi pelaksanaan edukasi keuangan, yaitu meningkatkan kuantitas pelaksanaan edukasi keuangan di wilayah perdesaan,” tuturnya.

Berita Lainnya
×
tekid