Maju mundur sejak 2014, Archi Indonesia jelaskan alasannya mantap IPO di 2021
Nilai emisi IPO Archi bisa menjadi yang terbesar tahun ini, menyalip emisi PT FAP Agri Tbk. (FAPA) sebesar Rp1 triliun pada Januari lalu.

Perusahaan tambang emas PT Archi Indonesia Tbk. menjelaskan alasannya mantap melakukan IPO di tahun ini. Sebagaimana diketahui, Archi Indonesia telah dikabarkan melantai ke bursa saham sejak 2014. Namun, rencana itu tak kunjung terwujud.
Direktur Keuangan Archi Indonesia Adam Jaya Putra mengakui, pihaknya memang sempat mencoba melakukan penawaran perdana saham atau initial public offering (IPO) pada 2014. Wacana IPO tersebut muncul karena permintaan dari pemegang saham perseroan, Rajawali Corpora.
"Pada 2013 atau sebelumnya, Archi Indonesia pernah listed di London Stock Exchange. Namun, saat itu Rajawali Corpora yang masih memiliki saham 52% di Archi berpikir, ini kan asetnya di Indonesia, kenapa listed-nya di London," kata Adam, Senin (31/5).
Sejak saat itu, Rajawali Corpora yang dimiliki pengusaha Peter Sondakh, berinisiatif melakukan tender offer dan menaikkan kepemilikannya di Archi, dari 52%, menjadi 98%, dan akhirnya menjadi 100%. Setelah itu, Archi direncanakan IPO pada 2014.
"Tetapi, karena harga emas kurang mendukung, akhirnya kami tunda," ucapnya.
Adapun di tahun ini, perseroan melihat momentum untuk melakukan IPO sangat tepat. Adam bilang, perseroan akan memanfaatkan kesempatan ini untuk mendukung pengembangan atau akselerasi perusahaan ke depan.
Sebagai informasi, Archi akan melepas sebanyak-banyaknya 4,96 miliar saham perseroan, atau setara dengan 20% dari modal disetor dan ditempatkan perseroan.
Archi Indonesia mengincar dana segar Rp3,9 triliun dalam IPO ini. Jika jadi, nilai emisi IPO Archi menjadi yang terbesar tahun ini, menyalip nilai emisi PT FAP Agri Tbk. (FAPA) sebesar Rp1 triliun pada Januari.

Derita jelata, tercekik harga pangan yang naik
Senin, 21 Feb 2022 17:25 WIB
Menutup lubang “tikus-tikus” korupsi infrastruktur kepala daerah
Minggu, 13 Feb 2022 15:06 WIB
Segudang persoalan di balik "ugal-ugalan" RUU IKN
Minggu, 23 Jan 2022 17:07 WIB
Kejahatan anak era kiwari: Dari pencurian hingga penganiayaan
Senin, 27 Mar 2023 06:38 WIB
Turis asing berulah, perlukah wisman mendapat karpet merah?
Minggu, 26 Mar 2023 11:15 WIB