Malaysia memperingatkan pada tanggal 7 Mei bahwa ketegangan antara India dan Pakistan berpotensi mengganggu impor beras ke negara Asia Tenggara yang sangat bergantung itu, sehingga mendorongnya untuk mencari pasokan dari tempat lain.
Ketegangan antara negara tetangga bersenjata nuklir itu meningkat dengan India melancarkan serangan terhadap Pakistan, menyusul serangan mematikan pada bulan April terhadap wisatawan di wilayah Kashmir yang dikuasai India.
Menteri Pertanian dan Keamanan Pangan Malaysia Mohamad Sabu mengatakan hampir 40 persen beras impor negara itu berasal dari India dan Pakistan.
“Stabilitas politik dan ekonomi mereka sangat penting bagi ketahanan pangan di Malaysia,” kata Mohamad kepada harian lokal New Straits Times.
“Jika terjadi perang atau ketegangan yang memengaruhi operasi pelabuhan atau infrastruktur pengiriman, impor beras ke negara kita dapat terganggu,” katanya.
India memasok beras putih, sementara beras basmati berasal dari Pakistan – keduanya merupakan makanan pokok bagi sebagian besar dari 34 juta penduduk Malaysia.
"Jika situasi di wilayah tersebut meningkat, tentu akan berdampak langsung pada kami, terutama dalam hal harga dan kontinuitas pasokan," kata Mohamad kepada surat kabar tersebut.
Saat ini pasokan beras Malaysia stabil, tetapi pemerintah yang berpusat di Putrajaya tengah meningkatkan hubungan dengan pemasok beras lain di kawasan tersebut, termasuk Vietnam, Thailand, dan Kamboja.
India dan Pakistan saling tembak-menembak di sepanjang perbatasan yang disengketakan di Kashmir pada 7 Mei setelah New Delhi melancarkan serangan rudal terhadap musuh bebuyutannya, yang kemudian menyebabkan kematian di kedua belah pihak.
New Delhi menuduh Pakistan mendukung serangan paling mematikan dalam beberapa tahun terakhir terhadap warga sipil di wilayah Kashmir yang dikelola India pada tanggal 22 April, yang menewaskan 26 orang. Tuduhan itu dibantah Pakistan. (thestraitstimes)