sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

MAMI: Dampak krisis Ukraina relatif terbatas

Peningkatan ketegangan diprediksi akan memicu kenaikan harga energi dan berbagai komoditas serta nilai tukar dolar AS.

 Ratih Widihastuti Ayu Hanifah
Ratih Widihastuti Ayu Hanifah Jumat, 25 Feb 2022 10:06 WIB
MAMI: Dampak krisis Ukraina relatif terbatas

PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) menyampaikan pandangannya mengenai dampak ketegangan antara Ukraina dan Rusia terhadap pasar finansial global dan Indonesia. Adapun dampaknya di industri pasar keuangan menunjukkan respons negatif dengan berbagai indeks mengalami penurunan.

Chief Economist & Investment Strategist MAMI Katarina Setiawan mengatkaan, setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menginstruksikan operasi militer di Ukraina Timur, pasar keuangan mengalami sentimen negatif. 

Sedangkan dampak lainnya pada komoditas harga minyak dan emas malah mengalami kenaikan. Hal ini terjadi karena Rusia merupakan salah satu pengekspor energi, produk pertanian, dan logam terbesar di dunia.  

“Peningkatan ketegangan diprediksi akan memicu kenaikan harga energi dan berbagai komoditas serta nilai tukar dolar AS, yang tentunya akan berdampak pada peningkatan inflasi. Efek domino dari peningkatan inflasi di tengah tingginya angka inflasi global akhir-akhir yaitu memicu terjadinya kenaikan imbal hasil US Treasury, yang akan berdampak terhadap pasar finansial dunia," jelas Katarina Setiawan, dalam keterangan tertulisnya dikutip Alinea.id, Jumat (25/2).

Lebih lanjut Katarina menjelaskan, beberapa faktor yang memengaruhi besar kecilnya dampak perang terhadap pasar, yaitu negara yang terlibat dalam peperangan, skala dan periode perang, serta kondisi perekonomian negara-negara yang terlibat dan kawasan konflik.

“Sebagai contoh, perang dunia kedua (PD II) memiliki dampak yang jauh lebih besar dibandingkan perang di Siria pada 2017. Sebab, PD II melibatkan banyak negara dan berlangsung dalam periode yang panjang," kata dia. 

Katarina membandingkan kejadian Rusia dan Ukraina ini dengan perang dunia kedua yang dampaknya dampaknya diprediksi akan relatif terbatas. Biasanya, dampak terhadap pasar finansial akan lebih singkat dibandingkan dampak terhadap perekonomian. Ketika Korea Utara melakukan invasi ke Korea Selatan selama tiga tahun, sejak 25 Juni 1950 hingga 27 Juli 1953, dalam 23 hari pasar finansial global turun sampai ke titik terendah, namun kemudian kembali pulih dalam 82 hari.

Sementara itu untuk dampak-dampak ketegangan Rusia dan Ukraina terhadap kawasan Asia dan Indonesia. Di mana wilayah tersebut akan memiliki tingkat inflasi yang jauh lebih rendah dibandingkan Amerika Serikat. Sehingga, inflasi masih akan tetap berada dalam kisaran yang terkendali di tengah dampak kenaikan harga energi dan berbagai komoditas.  

Sponsored

Menurut dia, dampak dari perekonomian dan pasar finansial Indonesia akan relatif lebih terinsulasi dari dampak konflik Rusia dan Ukraina. Inflasi Indonesia yang masih relatif rendah, pada kisaran 2,18%, diperkirakan akan tetap terjaga di bawah 4% -yang merupakan rentang atas acuan Bank Indonesia. 

Selain itu,  Indonesia sebagai negara produsen dan eksportir energi, komoditas, dan logam terkemuka di dunia, Indonesia juga diuntungkan dari kenaikan harga produk-produk tersebut.  

“Fundamental perekonomian yang kuat, antara lain ditunjukkan dengan surplus neraca transaksi berjalan, peningkatan cadangan devisa, nilai tukar rupiah yang stabil, dan perbaikan pertumbuhan ekonomi, membuat Indonesia lebih resilien menghadapi goncangan jangka pendek dari ketegangan geopolitik ini,” jelas Katarina.

Namun demikian, kata Katarina, jika mengingat kembali sejarah, biasanya bank sentral menahan diri dari menaikkan suku bunga secara berlebihan selama periode perang, dan lebih memilih untuk mengendalikan inflasi dengan gabungan cara-cara lain. The Fed akan tetap data-dependent dalam mengambil keputusan.

Di tengah kondisi pasar yang fluktuatif, investor disarankan untuk melakukan diversifikasi portofolio pada produk-produk reksa dana yang dikelola secara aktif. 

“Situasi masih sangat cair dan risiko geopolitik dapat mendominasi sentimen pasar dalam jangka pendek. Portofolio yang terdiversifikasi dan dikelola secara aktif dapat menjadi pilihan untuk melindungi investasi dari inflasi serta volatilitas yang tinggi yang dipicu ketegangan geopolitik dalam jangka pendek,” tutup Katarina.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid