sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Menteri BUMN ungkap kategori startup yang didukung BUMN

BUMN Startup Day 2022 mengambil peran aktif dalam memanfaatkan peluang ekonomi digital yang besar.

Yohanes Robert
Yohanes Robert Senin, 26 Sep 2022 19:54 WIB
Menteri BUMN ungkap kategori startup yang didukung BUMN

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kembali berinovasi dengan menghadirkan ruang kolaborasi bersama perusahaan rintisan (startup) Indonesia bertajuk BUMN Startup Day.

Kegiatan ini secara resmi dibuka oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD City, Tangerang, Banten, Senin (26/9). 

Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Menteri BUMN Erick Thohir, Pj Gubernur Banten, Wakil Menteri BUMN II, jajaran Direktur Utama BUMN, para CEO dan Co-founder Startup, serta pimpinan komunitas dan asosiasi startup.

Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan, BUMN Startup Day 2022 merupakan inisiatif Kementerian BUMN bersama dengan BUMN dan para Venture Capital BUMN.

Kegiatan tersebut bertujuan untuk memfasilitasi pertukaran ide, inspirasi, serta kolaborasi antara BUMN Indonesia dengan para startup terkurasi di tahap early dan growth stage.

Erick menyampaikan, BUMN Startup Day 2022 mengambil peran aktif dalam memanfaatkan peluang ekonomi digital yang besar untuk mendukung generasi muda kreator pencipta lapangan kerja baru. 

Kegiatan ini juga diharapkan menjadi bagaian dari ekosistem ekonomi digital dengan sinergi yang lebih erat dan saling menguntungkan.

“BUMN mencoba berinisiatif, membangun ekosistem yang bisa dibangun di BUMN sendiri. Contohnya, kita mendorong adanya Indonesia Digital Tribe dan akan kita lakukan setiap tahunnya,” kata Erick dalam laporannya.

Sponsored

Erick mengatakan, startup yang didukung BUMN adalah yang didirikan oleh orang Indonesia, beroperasi di Indonesia, bayar pajak di Indonesia, dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia, serta go public di Indonesia. Keberpihakan BUMN terhadap ekonomi digital juga tak lepas dari arahan Presiden Jokowi.

“Seperti bapak (Presiden) lihat hari ini, proyeksi di 2030, ekonomi digital Indonesia akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara, yaitu 40% dari total ekonomi yang ada di Asia Tenggara. Kurang lebih itu sejumlah Rp4.500 triliun,” ungkap Erick.

Menurut Erick, hal itu merupakan angka pertumbuhan atau potensi ekonomi yang luar biasa. Momentum ini juga bersamaan dengan mayoritas penduduk Indonesia, atau sekitar 54% berada di usia 35 tahun ke bawah.

“Artinya, Indonesia mempunyai market yang besar dan mempunyai potensi sumber daya manusia. Di saat yang bersamaan, hal itu akan membentuk kesinambungan antara ekonomi digital dan sumber daya manusianya,” jelasnya.

Erick berharap, ajang BUMN Startup Day 2022 akan menjadi jembatan dalam menyambungkan BUMN dengan para perusahaan rintisan tersebut. Erick juga meminta BUMN agar tidak melakukan investasi langsung tanpa adanya pendampingan dari Venture Capital BUMN.

Erick menjelaskan, BUMN Startup Day 2022 dihadiri oleh 250 startup yang sudah disesuaikan dengan 12 klaster di Kementerian BUMN, 150 exhibitor, 22 BUMN yang berusaha melihat potensi untuk business matching pada startup, serta sekitar lima ribu pengunjung.

Pria kelahiran Jakarta itu menyebut, terdapat lima poin utama dalam BUMN Startup Day 2022, yakni business matching, investor pitching, rapid mentoring startup, conference, dan exhibition.

“Mohon dukungan Bapak (Presiden) dan pemerintah supaya ini bisa menjadi gelombang besar untuk kemajuan digital ekonomi Indonesia sebagai salah satu bentuk pertumbuhan ekonomi masa depan,” ujar Erick.

Dalam kesempatan yang sama, Presiden Jokowi turut menyampaikan bahwa ekonomi digital akan menjadi peluang bagi ekonomi Indonesia yang lebih kuat di masa depan.

“Dunia sekarang ini pada posisi yang tidak gampang, posisinya betul-betul pada posisi yang semua negara sulit. Untuk saudara-saudara, justru ada peluang yang bisa dilakukan karena ekonomi digital kita tumbuh pesat, dan tertinggi di Asia Tenggara,” pungkas Presiden Jokowi.

Menurutnya, pertumbuhan digital Indonesia berpotensi meningkat delapan kali lipat dari Rp632 triliun di 2020, menjadi Rp4.531 triliun di 2030. Hal ini memperkuat posisi ekonomi digital Indonesia yang saat ini menempati urutan ke-6 negara dengan jumlah startup terbanyak di dunia setelah Amerika Serikat, India, Britania Raya, Kanada, dan Australia.

Di balik peluang dan potensi ekonomi digital Indonesia, Presiden meminta pelaku startup tidak hanya fokus pada kategori financial technology (23%) dan retail (14%), tetapi juga pada krisis pangan, krisis kesehatan, dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Pasalnya, 80% sampai 90% startup mengalami kegagalan saat merintis karena tidak melihat kebutuhan pasar yang ada.

"Padahal kalau kita lihat, urusan masalah krisis pangan ke depan akan menjadi persoalan besar yang harus dipecahkan oleh teknologi karena di dalam urusan pangan itu ada yang namanya urusan produksi, distribusi, dan urusan pasar. Peluang juga sangat besar untuk urusan krisis kesehatan," imbuh Presiden Joko Widodo.

"Apa yang bisa kita lakukan agar kesehatan kita ini bisa melompat, telemedicine bisa disambungkan, operasi jarak jauh bisa disambungkan dengan platform dan aplikasi. Yang ketiga UMKM, kita memiliki 65,4 juta UMKM. Memang masih banyak persoalan, tetapi di situ baru 19 juta yang masuk ke platform digital, masih ada ruang untuk kita kerjakan disana," lanjut Presiden.

Selain pentingnya melihat kebutuhan pasar, Presiden Jokowi melihat pentingnya persoalan dana. Dia menilai, inilah fungsi dari Venture Capital dan BUMN agar ekosistem yang dibangun bisa saling sambung dan terdampingi dengan baik.

Berita Lainnya
×
tekid