sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Momentum Lebaran diyakini dongkrak industri mamin

Momen Lebaran ini diyakini mampu mendongkrak kinerja industri makanan dan minuman yang selama ini konsisten tumbuh rata-rata di atas 7%.

Laila Ramdhini
Laila Ramdhini Rabu, 06 Jun 2018 10:22 WIB
Momentum Lebaran diyakini dongkrak industri mamin

Tren permintaan terhadap barang kebutuhan pokok akan meningkat tajam selama Lebaran. Termasuk pada komoditas makanan dan minuman (mamin). Momen Lebaran ini diyakini mampu mendongkrak kinerja industri makanan dan minuman yang selama ini konsisten tumbuh rata-rata di atas 7%.

Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian Panggah Susanto, mengatakan pada kuartal I-2018, pertumbuhan industri makanan dan minuman mencapai 12,7% dan berkontribusi terhadap industri pengolahan nonmigas sebesar 35,4%. 

Kemenperin setiap tahun rutin menggelar Bazar Lebaran untuk memfasilitasi penyediaan barang kebutuhan pokok masyarakat. Khususnya produk olahan industri seperti makanan, minuman, dan sandang dengan harga terjangkau. 

“Untuk memenuhi kenaikan permintaan tersebut, tidak cukup hanya mengandalkan ketersediaan stok pasar, tetapi juga perlu didukung pendistribusian yang tepat sasaran,” kata Panggah di Jakarta, Selasa (5/6).

Panggah optimistis, industri makanan dan minuman nasional diyakini tetap tumbuh positif pada 2018. Telebih lagi adanya momentum pemilihan kepala daerah yang berlangsung tahun ini di berbagai wilayah di Indonesia, yang berpotensi dapat meningkatkan konsumsi produk makanan dan minuman.

Untuk itu, perlu dilakukan sinergi program dan kegiatan antara pemerintah dan  stakeholder dalam pengembangan industri makanan dan minuman, mulai dari mempermudah akses bahan  baku, sistem logistik dan distribusi, serta kegiatan penelitian dan pengembangan untuk menciptakan  inovasi. “Upaya ini juga mendukung dalam penerapan Industri 4.0,” katanya.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan pihaknya terus berupaya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat serta menjaga stabilitas harga barang kebutuhan pokok (bapok), utamanya selama bulan Puasa dan menjelang Lebaran 2018.

"Bazar Ramadan merupakan bagian dari rangkaian usaha menstabilkan harga barang kebutuhan pokok selama bulan puasa dan Lebaran. Diharapkan Bazar Ramadan dapat langsung bersentuhan dengan masyarakat, terutama masyarakat yang membutuhkan," kata Enggartiasto, dalam keterangan tertulis yang diterima, Selasa.

Kementerian Perdagangan telah melakukan berbagai upaya strategis untuk menjaga ketersedian pasokan dan stabilitas harga bapok selama puasa dan Lebaran, seperti melakukan dialog dengan pelaku usaha, memfasilitasi MOU harga, membuat peraturan, hingga melakukan koordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait. 

Sponsored
Berita Lainnya
×
tekid