sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pascaakuisisi Uber, KPPU awasi bisnis Grab

Monitoring dilakukan terhadap kemungkinan adanya perilaku monopoli terkait permainan harga.

Satriani Ariwulan
Satriani Ariwulan Senin, 09 Apr 2018 12:30 WIB
Pascaakuisisi Uber, KPPU awasi bisnis Grab

Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) bakal mengawasi bisnis yang dijalankan Grab setelah mengakuisisi Uber. Langkah itu dilakukan untuk menjaga persaingan di bisnis transportasi daring tetap sehat.

Monitoring dilakukan terhadap kemungkinan adanya perilaku monopoli terkait permainan harga. Apalagi, dengan hilangnya Uber, membuat Grab hampir tanpa pesaing kecuali Go-Jek.

"Apabila nanti ada salah satu pemain yang bertindak monopoli dengan memainkan harga, maka regulator akan turun tangan. Karena dalam Undang Undang Persaingan Usaha tidak boleh berperilaku monopolitisik," kata Komisioner KPPU Saidah Sakwan, dikutip Antara, Jakarta, Senin (9/4).

Selain itu, KPPU juga mencermati proses peralihan mitra Uber ke Grab yang tidak berjalan lancar. Meski menjadi persoalan terpisah dari isu persaingan usaha, namun KPPU memiliki kewenangan untuk menjaga agar tidak merugikan pengemudi selaku mitra karena tertuang dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

"Kemarin ada problem saat peralihan mitra Uber ke Grab, itu memang persoalan tersendiri. Namun KPPU juga mendapat mandat untuk mengawasi program kemitraan dengan para pengemudi tersebut. Apakah kemitraan itu adil dan sehat atau tidak, eksploitatif atau tidak. Itu jadi concern kami," ucapnya.

Akuisisi Uber oleh Grab di kawasan Asian Tenggara menjadi sorotan komisi persaingan usaha di berbagai negara, termasuk Indonesia. Dampak dari akuisisi Uber oleh Grab pun membuat banyak negara di Asia Tenggara meminta Go-Jek hadir dan menahan monopoli Grab di negaranya.

Selain KPPU, komisi persaingan Filipina, Malaysia, dan Singapura kini tengah menyelidiki akuisisi saham Uber di Asia Tenggara oleh Grab yang dikhawatirkan berpengaruh terhadap persaingan usaha.

"Akuisisi ini akan berdampak terhadap bisnis transportasi, untuk itu kami akan melihat dengan lebih cermat," ujar Komisi Persaingan Filipina seperti ditulis oleh Reuters.

Sponsored

Bahkan komisi persaingan usaha Singapura (Competition Comission of Singapore) secara tegas meminta kepada Grab agar tidak menaikkan harga dan mempertahankan tarif yang berlaku saat ini.

Pengamat bisnis dan juga Managing Partner Inventure Yuswohady mengatakan dalam dunia bisnis, akuisisi memang menjadi cara paling mudah untuk bisa tumbuh dengan cepat.

Namun, yang perlu menjadi perhatian dalam akuisisi Uber oleh Grab adalah dampaknya kepada masyarakat selaku pengguna jasa. Sebab, dikhawatirkan akan berdampak pada kenaikan tarif.

Pada awal berbisnis, kata Yuswohady, pelaku usaha akan memperlakukan konsumen layaknya raja. Dia akan gencar melakukan promo untuk menekan tarif demi merebut hati konsumen sekaligus menyingkirkan kompetitornya, seperti yang dilakukan Grab saat ini.

Uber hengkang dari kawasan Asia Tenggara lantaran terus merugi bersaing dengan Grab dalam subsidi tarif, di mana pada 2017 saja mencatatkan rugi US$4,5 miliar atau sekitar Rp 60 triliun.

Oleh karena itu, Yuswohady meminta pemerintah mengantisipasi agar persaingan tidak sehat dalam bisnis ini di Indonesia tidak sampai terjadi. "Regulator perlu waspada," kata Yuswohady.

Rhenald Kasali, pakar bisnis sekaligus Guru Besar Ekonomi Universitas Indonesia pun mengatakan hal yang sama. Apalagi bisnis ride sharing ini sudah menjadi salah satu objek vital karena menyangkut kehidupan banyak orang.

"'Winner takes all, itu prinsip ekonomi. Tapi dalam hal ini tidak diinginkan, makanya harus terus diawasi supaya masyarakat tetap bisa punya pilihan dan tidak dirugikan," tuturnya.

Rhenald juga meminta pemerintah segera melakukan kajian untuk melihat dampak dari akuisisi Uber oleh Grab. "Merger atau akuisisi harus izin otoritas, kalau dia menimbulkan distorsi harga maka seharusnya tidak diizinkan," tukasnya.

Ekspansi bisnis

Pascaakuisisi Uber, Grab merencanakan ekspansi bisnis besar-besaran dengan merambah sektor asuransi, keuangan mikro, dan layanan keuangan lain.

Direktur Pelaksana Grab Indonesia Ridzki Kamadibrata mengatakan Grab meluncurkan GrabFinancial di Indonesia yang mencakup pembayaran seluler, keuangan mikro, serta asuransi.

"Tiga juta masyarakat Indonesia telah menikmati manfaat dari ekonomi digital melalui kemitraan lokal Grab dengan Kudo, PayTren, dan Madhang," kata Ridzki.

Dengan ekspansi yang pesat dan beragam pembaruan dalam transportasi utama, juga GrabFood, GrabExpress, GrabPay, dan pengenalan GrabFinancial, Grab memproyeksikan dapat menciptakan peluang pendapatan bagi 100 juta wirausaha mikro di Indonesia pada tahun 2020.

Dia mengklaim sekitar 75% dari total pengemudi Uber di Indonesia telah bermigrasi ke Grab sebelum aplikasi Uber dinonaktifkan di Indonesia. Grab yakin jumlah tersebut dapat terus meningkat.

Berita Lainnya
×
tekid