sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pefindo proyeksikan penerbitan obligasi korporasi capai Rp140 triliun di 2021

Penerbitan obligasi korporasi ini didorong oleh adanya surat utang yang jatuh tempo selama 2021 yang jumlahnya cukup besar.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Selasa, 19 Jan 2021 16:56 WIB
Pefindo proyeksikan penerbitan obligasi korporasi capai Rp140 triliun di 2021

PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memproyeksikan penerbitan surat utang korporasi mencapai Rp140,77 triliun di 2021.

Head of Economic Research Pefindo Fikri C. Permana mengatakan, masih sulit melihat penerbitan surat utang secara kuartal per kuartal. Sebab, kebutuhan masing-masing emiten berbeda-beda di setiap industri.

"Secara total di 2021, secara moderat, kami memprediksi akan ada penerbitan surat utang Rp140,77 triliun. Itu untuk semua surat utang korporasi. Termasuk obligasi, MTN, dan juga surat utang berbasis EBA," kata Fikri, Selasa (19/1).

Di saat yang sama, penerbitan obligasi korporasi ini didorong oleh adanya surat utang yang jatuh tempo selama 2021 yang jumlahnya cukup besar.

Pefindo menghitung, jumlah surat utang yang akan jatuh tempo di tahun ini sebesar Rp121 triliun. Kebanyakan surat utang tersebut akan jatuh tempo di kuartal III dan IV.

"Di saat yang sama, hal ini akan disesuaikan dengan bagaimana performa emiten. Kami melihat beberapa emiten masih mencari ekuilibrium atau titik tengah baru dari bisnis mereka," ujar dia. 

Pihaknya berharap, di saat ekonomi Indonesia membaik, permintaan dari produk-produk yang dikeluarkan seluruh emiten Indonesia juga membaik. Hal itu akan mendorong penerbitan surat utang korporasi.

Lebih lanjut terkait suku bunga obligasi korporasi, pihaknya sulit mengatakan jika suku bunga obligasi korporasi lebih menarik dibandingkan surat berharga negara (SBN). 

Sponsored

Pefindo juga melihat kecil kemungkinan akan terjadinya perebutan dana antara obligasi korporasi, SBN, initial public offering (IPO) maupun right issue di pasar keuangan Indonesia.

"Apakah suku bunga obligasi korporasi lebih menarik dari SBN? Kami sulit mengatakannya. Mana yang menarik. Tinggal menyesuaikan dengan risk appetite masing-masing investor," tutur Fikri.

Berita Lainnya
×
tekid