sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Penetrasi fintech belum maksimal

Porsi penggunaan fintech di masyarakat masih belum mencapai angka 10%.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Selasa, 01 Okt 2019 12:05 WIB
Penetrasi fintech belum maksimal

PT Fintek Karya Nusantara (Finarya), pemilik LinkAja, mengungkapkan penetrasi teknologi keuangan atau financial technology (fintech) di Indonesia masih kecil. Hal itu terlihat dari jumlah transaksi digital di Indonesia.

Direktur Utama Finarya Danu Wicaksana mengatakan porsi penggunaan fintech di masyarakat masih belum mencapai angka 10%.

"Jadi kita lagi mencoba mengembangkan pasarnya jauh lebih besar. Nah, kalau ditanya berapa persen, kami masih tidak tahu karena tidak ada data yang akurat," kata Danu.

Namun, Danu mengatakan jumlah nominal dan transaksi di LinkAja sejak bulan Maret hingga September telah naik empat kali lipat atau 400%.

Meskipun demikian, Danu mengatakan pihaknya menargetkan hingga akhir tahun, jumlah nominal dan nilai transaksi bisa naik hingga 600%.

"Kalau yang terdaftar sekarang, teregistrasi, sudah lebih dari 32 juta. Tapi memang uniknya kita itu penetrasi di Jakarta atau Jabodetabek hanya 23%-25%," kata Danu.

Danu mengakui, LinkAja memang berbeda dengan pemain lain yang hanya melakukan penetrasi di kota-kota besar. Danu menyebut, di Pulau Sumatra, penetrasi LinkAja mencapai 22%, sedangkan di Maluku dan Papua totalnya hingga 10%.

"Kendalanya banyak ya, salah satunya edukasi, kemudian internet juga ya. Karena kita tujuannya bukan masyarakat yang bankable dan ada di kota besar, kita justru ingin menyasar yang ada di luar-luar sana," tutur Danu.

Sponsored

Delapan BUMN gabung ke LinkAja

Dalam kesempatan yang sama, Danu mengatakan akan ada beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang akan bergabung mengambil saham LinkAja.

Direktur Utama LinkAja Danu Wicaksana mengatakan pihaknya masih menunggu konfirmasi dari ketujuh BUMN tersebut untuk bergabung.

"Nah dari beberapa BUMN itu ada Angkasa Pura (AP) I, AP II, Garuda Indonesia, Pegadaian, Jasa Marga, Kereta Api Indonesia (KAI), Jasa Marga, Taspen," kata Danu di Kementrian BUMN, Jakarta, Senin (30/9).

Danu pun mnegatakan soal perubahan porsi kepemilikan saham, hal tersebut sepenuhnya merupakan kewenangan Kementerian BUMN.

"Ya nanti ada perubahan, tapi kalau itu ditanyakan kementerian ya. Saya kan pelaku bisnisnya," ujar Danu.

Sebelumnya, kepemilikan saham LinkAja dipegang oleh delapan BUMN, yaitu Mandiri, BNI, BTN, BRI, Pertamina, Telkomsel, Jiwasraya, dan Danareksa.

Berita Lainnya
×
tekid