sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pengamat nilai impor beras sejatinya bisa dihindari jika...

Kemendag telah mengeluarkan izin impor 500.000 ton beras kepada Bulog guna menjaga cadangan beras pemerintah (CBP).

Fatah Hidayat Sidiq
Fatah Hidayat Sidiq Jumat, 09 Des 2022 15:25 WIB
Pengamat nilai impor beras sejatinya bisa dihindari jika...

Perusahaan Umum Bulog akhirnya mendapatkan restu untuk mengimpor beras guna menjaga cadangan beras pemerintah (CBP). Ini ditandai dengan terbitnya izin impor dari Kementerian Perdagangan (Kemendag).

Pengamat dari IPB University, Prima Gandhi, menilai, rencana impor beras ini mestinya tidak terjadi jika Bulog membeli hasil panen petani saat stok melimpah.

"Ketika melihat stok dalam negeri hari ini, ketika Bulog ingin membeli, harganya enggak masuk, kenapa? Karena tadi, ketika barang itu banyak, melimpah, Bulog belum beli," ucapnya kepada Alinea.id, Jumat (9/12).

Berdasarkan kerangka sampel area Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras nasional 2022 diproyeksikan mencapai 31,9 juta ton. Adapun kebutuhan dalam negeri selama tahun ini hanya sekitar 30,2 juta ton, sehingga ada surplus beras 1,7 juta ton. 

Di sisi lain, ketersediaan stok beras di gudang Bulog hanya 503.000 ton per 5 Desember 2022. Perinciannya, 196.000 ton beras komersial (39%) dan 306.000 ton CBP (61%).

Gandhi melanjutkan, harga beras meningkat dalam beberapa waktu terakhir lantaran subsidi pupuk juga berkurang. Kedua, swasta telah terlebih dahulu membeli beras dari penggilingan. "Jadi, cadangan beras Indonesia sekarang dikuasai swasta."

Lebih jauh, dirinya berpendapat, terlambatnya Bulog melakukan penyerapan lantaran Badan Pangan Nasional (Bapanas) kurang lihai dalam mengorkestrasi kebijakan pangan. 

"Bapanas langsung bertanggung jawab kepada Presiden. Kan, [sebagian urusan pangan] masih ada di Menteri BUMN, Mendag, Mentan," tuturnya.

Sponsored

"Jadi, ketika [Kepala Bapanas] ingin intervensi dan di bawah ada yang nakal, jadi sulit. Mas Arief [Prasetyo Adi] bagus secara teknis," sambungnya.

Selain itu, Gandhi berpendapat, Arief masih disibukkan dengan pekerjaan internal Bapanas. Pangkalnya, baru dilantik Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 21 Februari lalu.

"Kantor [Bapanas saja] masih di Kementan. Mungkin kemarin masih sibuk susun birokrasi, kelembagaan, jadi luput melihat ketika beras lagi melimpah, suplai banyak, yang seharusnya bisa perintahkan Bulog [melakukan penyerapan]," tutupnya.

Berita Lainnya
×
tekid