sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur melambat

Pada triwulan II-2019 mencapai 5,69% tetapi menjadi 5,32% pada triwulan III-2019.

Adi Suprayitno
Adi Suprayitno Selasa, 17 Des 2019 17:43 WIB
Pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur melambat

Jawa Timur sedang menghadapi masalah ekonomi. Hal ini dampak dari pelambatan ekonomi global. Untuk itu, pelaku perbankan perlu bersinergi dengan pemerintah daerah. Dengan begitu, perekonomian lokal bisa tetap survive di tengah tren melambatnya ekonomi global. 

"Kuncinya kita semua harus saling bersinergi dan berinovasi,” ujar Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) La Nyalla Mahmud Mattalitti saat menyampaikan sambutan dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (BI) yang dihadiri bankir, pelaku usaha, dan pemda se-Jatim di Surabaya, Selasa (17/12).

Hanya dengan inovasi, Jawa Timur akan mampu menghadapi tantangan apapun. Termasuk tantangan era disrupsi teknologi informasi.

Senator asal Jawa Timur itu menegaskan, sebagai garda depan penjaga stabilitas moneter, Pemprov Jawa Timur dan BI dapat membangun sinergi yang kuat. Dengan begitu, keduanya dapat saling mengisi dalam menjaga stabilitas moneter di tingkat lokal di tengah ancaman pelambatan ekonomi global.

La Nyalla mengajak semua kalangan untuk optimistis menyambut 2020 yang sering disebut sebagai tahun ketidakpastian. Ia optimis Indonesia akan menjadi negara maju dan sejahtera, jika dikelola dengan tepat, dan sesuai dengan karakter bangsa. 

"Kita harus percaya diri, optimistis menghadapi tantangan sesulit apapun,” ujarnya.

Oleh karena itu, dia meyakini ekonomi Jawa Timur akan stabil dan tumbuh secara berkelanjutan. Pada triwulan III-2019, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur mencapai 5,32%. 

La Nyalla mendorong BI untuk terus aktif dalam memperkuat kebijakan moneter dan pengendalian inflasi di Jawa Timur. Di antaranya ikut mendorong pengembangan UMKM, ketersediaan instrumen pembiayaan, inklusi keuangan, dan bantuan teknologi finansial. 

Sponsored

Sementara Kepala Kantor Perwakilan BI Jawa Timur Ahmad Difi Johansyah membenarkan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur triwulan III-2019 mengalami pelambatan cukup signifikan. Di mana pada triwulan II-2019 mencapai 5,69% tetapi menjadi 5,32% pada triwulan III-2019.

"Harus diakui ada pelambatan," ujarnya. 

Pertumbuhan ekonomi Jatim diprediksi di kisaran 5,3% hingga 5,5%. Pertumbuhan ini tidak lebih baik dari 2018 yakni, 5,50%. 

Salah satu penyebab adalah ekonomi global terus mengalami keterlambatan. Akibatnya hingga akhir 2019 pelambatan ekonomi global pada kisaran 3%, dan lebih rendah dari 2018 yang mencapai 3,6%. 

Melambatnya ekonomi global membawa dampak turunnya ekspor Jawa Timur. Mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur ekspor Jatim US$18,56 miliar pada Januari-November 2019. Turun dari tahun sebelumnya diperiode yang sama, yakni US$18,56 miliar. 

Kantor Perwakilan BI Jatim menargetkan pada 2020 pertumbuhan ekonomi mampu bergerak di angka 5,2%-5,8%. 

"Kami berharap bisa tumbuh mendekati 5,8%. Kalau semakin konkrit bisa lebih dari pada itu," ungkapnya. 

Berita Lainnya
×
tekid