sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pertumbuhan sektor makanan dan minuman pada semester I-2021 mencapai 2,95%

Hal itu berdampak pada meningkatnya kontribusi sektor makanan dan minuman terhadap PDB. 

 Kania Nurhaliza
Kania Nurhaliza Kamis, 28 Okt 2021 18:48 WIB
Pertumbuhan sektor makanan dan minuman pada semester I-2021 mencapai 2,95%

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Adhi S Lukman mengatakan, industri kecil dan menengah (IKM) sektor pangan, makanan dan minuman, merupakan salah satu sektor yang luar biasa untuk bisa membuka lapangan pekerjaan, pemberdayaan potensi pertumbuhan industri, dan peningkatan ekonomi.

“Saya selalu menyampaikan bahwa Indonesia merupakan negara yang cukup besar. Di mana jumlah penduduk mencapai 270 juta jiwa, dan pengeluaran perkapita untuk pangan cukup tinggi, yakni hampir 50%. Pangan olahan berkontribusi sepertiganya,” jelas Adhi S Lukman dalam acara IFI 2021, secara daring, Kamis (28/10).

Meskipun pada tahun lalu terjadi kontraksi ekonomi, ternyata sektor makanan dan minuman tetap tumbuh positif sebesar 1,8%. Sampai semester I-2021, pertumbuhannya telah mencapai 2,95%. Hal itu berdampak pada meningkatnya kontribusi sektor makanan dan minuman terhadap PDB. Dari 34% di 2017, sekarang sudah lebih dari 38%.

"Ini kontribusi industri makanan minuman, sehingga ekonomi terus tumbuh. Baik untuk konsumsi dalam negeri maupun ekspor. Investasi pun terus berdatangan, yang paling tinggi peningkatannya adalah investor asing. Kita lihat bahwa investasi asing meningkat sampai 80% pada semester I tahun ini,” tuturnya

Untuk itu, ia mengajak kepada seluruh masyarakat Indonesia, khususnya generasi milenial dan pelaku di industri pangan, untuk terus ber-Investasi pada sektor ini. Jangan sampai  kalah dengan investor asing, karena prospeknya sudah jelas, bahwa Indonesia membutuhkan produk-produk pangan olahan.

“GAPMMI sendiri ditugaskan untuk mengawal program Indonesia space of the world. Kami ditargetkan berhasil ekspor menjadi US$2 miliar pada 2024. Tahun lalu, ekspor kami lebih dari US$1 miliar. Jadi dua kali lipat sampai 2024. Kami diminta fokus mempromosikan bumbu dan rempah-rempah Indonesia, karena kita ingin mengulang kejayaan Indonesia sebelum zaman penjajahan Belanda, saat itu Indonesia unggul dalam rempah-rempah,” ujar Adhi

Untuk kepentingan itu, GAPMMI telah mengkurasi lebih dari 200 perusahaan, dan yang terkurasi mencapai 68 perusahaan siap ekspor,

“Mulai dari produk, rasa, segala macam, kemudian kesiapan package, kesiapan regulasi. Semua kami akurasi dan 68 perusahaan itulah yang benar-benar siap untuk ekspor, dan akan kami promosikan terus. Dalam hal ini, pemerintah memberikan dukungan yang luar biasa. Semua kementerian/lembaga juga mendukung untuk peningkatan target tersebut,” pungkasnya

Sponsored
Berita Lainnya
×
tekid