Perusahaan Indonesia masuk daftar 200 perusahaan terbaik
Kresna Graha Investama dan Pakuwon Jati masuk dalam daftar 200 perusahaan dengan kinerja terbaik versi Forbes.

Media asal Amerika Serikat (AS), Forbes merilis daftar 200 perusahaan publik Asia Pasifik dengan kinerja kinclong pada tahun 2019.
200 perusahaan dengan pendapatan kurang dari US$1 miliar versi Forbes didominasi asal negara seperti: China, Taiwan dan Jepang. Meski begitu, juga terselip dua perusahaan asal Indonesia.
Daftar 200 perusahaan kecil dan menengah di kawasan Asia Pasifik dengan penjualan di bawah US$ 1 miliar disebut Forbes memiliki rekam jejak kinerja baik. Pertumbuhan laba bersih dan penjualan dari 200 perusahaan mencapai 50% dengan nilai US$10 miliar sampai US$54 miliar.
Perusahaan asal Cina, Hong Kong dan Taiwan mendominasi di 122 peringkat. Beberapa perusahaan terbaik menurut Forbes seperti: AEM Holdings perusahaan manufaktur asal Singapura.
Kemudian, Appen adalah perusahaan teknologi asal Australia. Lalu, Dat Xanh Group yakni perusahaan properti asal Vietnam.
Dari 200 perusahaan yang dinilai memiliki kinerja kinclong, dua perusahaan Indonesia turut masuk dalam daftar tersebut. Kresna Graha Investama adalah pendatang baru dalam daftar perusahaan Forbes tersebut.
Kresna, pialang saham yang berbasis di Jakarta yang juga menginkubasi dan berinvestasi di sejumlah perusahaan rintisan (startup) mencatat pertumbuhan penjualan tinggi. Bahkan menurut Forbes, penjualannya selama tiga tahun termasuk yang tercepat dalam klasifikasi perusahaan kecil dan menengah di Asia Pasifik.
Faktor penggerak kinclongnya kinerja Kresna mengacu pada kondisi Indonesia yang sedang booming e-commerce. Penjualan Kresna mencapai US$ 508 juta dengan pendapatan bersih sebesar US$ 35 juta, ada pun market value mencapai US$ 673 juta.
Selain Kresna, satu perusahaan lain asal Indonesia yang masuk dalam daftar Forbes adalah Pakuwon Jati. Perusahaan yang bergerak di sektor properti, investasi, konsultasi dan perdagangan ini mencatatkan penjualan sebesar US$ 498 juta dengan pendapatan bersih sebesar US$ 179 juta dan market value senilai US$ 2,097 juta.
Sumber : Forbes

Derita jelata, tercekik harga pangan yang naik
Senin, 21 Feb 2022 17:25 WIB
Menutup lubang “tikus-tikus” korupsi infrastruktur kepala daerah
Minggu, 13 Feb 2022 15:06 WIB
Segudang persoalan di balik "ugal-ugalan" RUU IKN
Minggu, 23 Jan 2022 17:07 WIB
Ancaman nyata kala mesin mulai menggantikan manusia
Jumat, 02 Jun 2023 18:48 WIB
Kerawanan Pemilu 2024: Dari politik uang hingga intimidasi
Rabu, 31 Mei 2023 16:44 WIB