Presiden Jokowi meresmikan groundbreaking pabrik pipa Wavin B.V, Senin (3/10). Seperti dikutip dari laman resmi Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), investasi perusahaan mencapai US$125 juta atau sekitar Rp1,9 triliun.
Ia mengatakan, investasi ini akan menciptakan lapangan kerja yang besar. Ia juga menyampaikan bahwa keadaan semua negara, sekarang ini dalam posisi yang tidak mudah, posisinya sulit semuanya. Apalagi dunia sedang dalam posisi sulit semuanya, krisis pangan, krisis energi, krisis keuangan, krisis finansia, terjadi di hampir semua negara.
Maka dari itu, Presiden Jokowi mengatakan, yang sekarang ini menjadi rebutan adalah investasi. Menurutnya, dengan investasi itulah nilai tambahan yang diciptakan, lapangan kerja akan diciptakan, penerimaan negara akan muncul, cadangan devisa akan muncul.
“Kalau dulu kita impor, setelah pabrik Wavin B.V ini jadi, impor sudah tidak ada lagi. Dan Provinsi Jawa Tengah, khususnya di Kabupaten Batang tercipta lapangan kerja yang tidak kecil,” katanya dalam acara yang bertajuk “Groundbreaking Ceremony Wavin B.V” oleh Kementerian Investasi-BKPM secara daring, Senin (3/10).
Groundbreaking pabrik pipa Wavin B.V, selain menjadi kebutuhan dalam negeri, juga akan di ekspor ke negara-negara se-Asia Pasifik, Australia, dan juga kembali lagi ke Eropa.
Presiden Jokowi menyebutkan berbagai dampak yang baik akan dirasakan dengan investasi ini, seperti lapangan kerja yang sangat besar, pajak yang menambah penerimaan negara dan juga cadangan devisa, serta mentriger pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
“Saya sekali lagi mengucapkan terima kasih kepada Wavin BV yang sudah memberikan kepercayaannya dan Orbia yang sudah memberikan kepercayaannya kepada Indonesia, karena tidak mudah mendapatkan kepercayaan dari sebuah investasi,” katanya.
“Begitu sebuah negara sudah dicap tidak baik investasi, gak akan ada yang mau datang ke negara kita, dan kalau sudah tidak ada yang datang, artinya barang harus kita impor dari luar,” ucapnya.
Presiden Jokowi menegaskan, meskipun dunia sedang krisis finansial, tetapi Indonesia masih dipercayai perusahaan-perusahaan besar dunia. Karena stabilitas ekonomi dan politik yang baik di negara kita.