sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Produksi melimpah, harga minyak dunia susut lagi

IEA menyebut terjadi peningkatan stok minyak pada paruh pertama tahun 2019 sebanyak dua juta barel per hari.

Mona Tobing
Mona Tobing Kamis, 15 Nov 2018 08:47 WIB
Produksi melimpah, harga minyak dunia susut lagi

Harga minyak dunia kembali rebound 1% pada akhir perdagangan Rabu atau Kamis pagi WIB. Susutnya harga minyak terjadi karena menguatnya prospek Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya yang akan memangkas produksi dalam pertemuan bulan depan demi menopang harga.

Setelah mencatat kerugian 12 hari berturut-turut dan kerugian satu hari paling tajam dalam lebih dari tiga tahun. Pasar minyak berbalik arah setelah OPEC dan mitranya sedang membahas proposal untuk memangkas produksi hingga 1,4 juta barel per hari (bph). 

Minyak mentah Brent ditutup naik 65 sen atau 1%, menjadi 66,12 dolar AS per barel, setelah mencapai tertinggi sesi di 67,63 dolar AS.

Minyak mentah AS berjangka, West Texas Intermediate (WTI), naik 56 sen AS atau 1,01%, menjadi menetap di 56,25 dolar AS per barel, setelah meluncur turun selama 12 sesi berturut-turut ke terendah sejak November 2017.

American Petroleum Institute (API) manyatakan, persediaan minyak mentah AS naik 8,8 juta barel dalam seminggu yang berakhir 9 November menjadi 440,7 juta barel. Lebih tinggi dibandingkan dengan ekspektasi analis untuk peningkatan 3,2 juta barel.

Pasar minyak telah tertekan oleh lonjakan pasokan dari OPEC, Rusia, Amerika Serikat dan produsen-produsen lainnya. Serta kekhawatiran perlambatan ekonomi global dapat memangkas permintaan energi.

Hal tersebut telah mendorong harga patokan global Brent turun lebih dari 20% sejak awal Oktober. Salah satu penurunan terbesar sejak jatuhnya harga pada 2014.

"Pasar telah terjerembab selama beberapa minggu terakhir dan bangkit hari ini terkait dengan obrolan bahwa produsen-produsen dapat memotong hingga 1,4 juta barel per hari pada 2019," kata Gene McGillian, wakil presiden riset pasar untuk Tradition Energy di Stamford, Connecticut.

Sponsored

Beberapa kekhawatiran adalah pasokan tambahan dan berkurangnya permintaan akhirnya telah diperhitungkan pasar. Indeks kekuatan relatif (RSI) untuk minyak mentah Brent dan minyak AS masih di bawah 30, sebuah level teknis yang sering dianggap sebagai sinyal pasar telah jatuh terlalu jauh.

Goldman Sachs dalam sebuah catatan mengatakan perusahaan-perusahaan keuangan melakukan lindung nilai risiko-risiko yang ditimbulkan dengan menjual put option kepada produsen minyak yang menghasilkan tambahan tekanan turun ketika harga-harga jatuh. 

"Pasar sedang berusaha untuk menemukan harga terendah menyusul penurunan yang tak tertandingi selama 12 hari berturut-turut," kata Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates, dalam sebuah catatan.

Meskipun surplus pasokan masih relatif moderat, pasar berfokus pada dinamika ekspansi menonjol yang akan menunjukkan tanda-tanda pembalikan sebelum harga terendah dapat ditetapkan. 

Dalam laporan bulanannya, Badan Energi Internasional (IEA) yang bermarkas di Paris mengatakan, peningkatan stok untuk paruh pertama tahun 2019 adalah dua juta barel per hari.

IEA mempertahankan perkiraan pertumbuhan permintaan global untuk 2018 dan 2019 tidak berubah dari bulan lalu. Tetapi memangkas proyeksi pertumbuhan permintaan non-OECD, mesin ekspansi dalam konsumsi dunia.

Produksi minyak mentah AS dari tujuh cekungan serpih utamanya diperkirakan mencapai rekor 7,94 juta barel per hari pada Desember, Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan pada Selasa (13/11).

Lonjakan produksi darat telah membantu keseluruhan produksi minyak mentah AS mencapai rekor 11,6 juta barel per hari, menjadikan Amerika Serikat penghasil minyak terbesar di dunia di depan Rusia dan Arab Saudi. Sebagian besar analis memperkirakan produksi AS naik di atas 12 juta barel per hari pada paruh pertama 2019.

Kenaikan produksi AS berkontribusi pada stok yang lebih tinggi. Data persediaan dari pemerintah AS akan dirilis pada Kamis waktu setempat.
 

Sumber : Antara

Berita Lainnya
×
tekid