sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

PT Timah siapkan capex Rp2,58 triliun pada 2019

PT Timah menyiapkan capex untuk pengembangan bisnis perusahaan.

Laila Ramdhini
Laila Ramdhini Selasa, 14 Mei 2019 12:23 WIB
PT Timah siapkan capex Rp2,58 triliun pada 2019

PT Timah Tbk. (TINS) menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) senilai Rp2,58 triliun sepanjang 2019. 

Direktur Keuangan PT Timah Tbk. Emil Erminda mengatakan sekitar Rp2,3 triliun dari Rp2,58 triliun capex yang disiapkan akan digunakan oleh Timah, sementara sisanya dibagikan ke anak usahanya.

"Sumber capex misalnya obligasi yang masih dikaji. Selanjutnya, tentu dari akumulasi modal, juga dari pinjaman bank. Namun demikian, kami akan berusaha cari mana pembiayaan yang efisien dan efektif," ujar Emil, di Pangkalpinang, Selasa (14/5).

Lebih lanjut, Emil mengatakan emiten dengan kode TINS ini sudah menggelar rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) 2018. RUPS menyetujui pembagian dividen sebesar Rp185,97 miliar atau 35% dari laba bersih TINS pada 2018 senilai Rp531 miliar.

“Untuk dividen per sahamnya mencapai Rp24,97,” kata Emil.

Tahun ini, lanjut Emil, perusahaan plat merah ini juga menargetkan laba bersih sebesar Rp1,2 triliun atau mengalami peningkatan 100% dibandingkan tahun sebelumnya.

"Kami optimis target laba perusahaan tahun ini tercapai melalui peningkatan kinerja yang didukung membaiknya tata kelola pertimahan Indonesia, terutama dengan dukungan regulasi dari pemerintah," katanya. 

Sementara itu, Direktur Utama PT Timah Tbk M Riza Pahlevi Tabrani mengungkapkan PT Timah Tbk. tengah mengembangkan teknologi pemisahan antara bijih timah dengan mineral tanah jarang di Tanjung Ular Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, karena memiliki nilai ekonomis yang tinggi.

Sponsored

"Ada beberapa proyek investasi yang akan dilakukan perusahaan, salah satunya pembangunan fasilitas pemisahan mineral tanah jarang di Tanjung Ular Kabupaten Bangka Barat," kata dia.

Ia mengatakan pengembangan proyek percontohan tersebut untuk memisahkan mineral tanah jarang dari bijih timah yang memiliki nilai ekonomis tinggi dibandingkan bijih timah. Nilainya bisa 3-4 kali dari logam timah.

Menurut dia, dari bijih timah yang dieksploitasi perusahaan selama ini mengandung mineral tanah jarang. Mineral ini dianggap memiliki nilai yang lebih tinggi.

"Jadi itu komposisinya untuk produksi magnet, buat industri strategis, industri kesehatan. Itu semua coba kita kembangkan. Kalau bisa tahun ini, kalau tidak bisa tahun depan," katanya. (Ant)

Berita Lainnya
×
tekid