Singapura jadi juara investasi di Indonesia pada kuartal II-2022

Menteri Investasi/BKPM Bahlil Lahadalia menjelaskan lima besar negara yang melakukan Penanaman Modal Asing (PMA) di Indonesia pada triwulan II-2022, yaitu Singapura di posisi pertama dengan investasi US$3,1 miliar (27,7%), China senilai US$2,3 miliar (20%), ketiga ada Hong Kong US$1,4 miliar (11,9%), Jepang US$0,9 miliar (8,1%), dan kelima adalah Amerika Serikat US$0,8 (6,8%).

“Sekali lagi saya katakan, saya enggak yakin ini uang Singapura semua ini. Mungkin sebagian besar Singapura ini uang orang Indonesia. Saya lagi mencari formulasi agar kita bisa deteksi uang-uang warga negara Indonesia (WNI) yang menaruh di sana,” kata Bahlil saat menjelaskan negara dengan nilai investasi tertinggi di Indonesia, saat konferensi pers yang berjudul “Realisasi Investasi Triwulan II Tahun 2022” dan disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube Kementerian Investasi/BKPM, Rabu (20/7). 

Kontribusi PMA pada kuartal II-2022 mencapai Rp163,2 triliun. Secara porsi, PMA mencapai 54% dari total investasi di Indonesia dan meningkat 39,7% dibanding periode yang sama pada 2021. Hal ini banyak ditunjang realisasi aktivitas hilirisasi tambang dan industri petrokimia yang sudah banyak memasuki tahap konstruksi

Hingga di triwulan II-2022 Kementerian Investasi/BKPM mencatat, ada lima lokasi investasi di Indonesia yang saat ini tengah berlangsung, di antaranya ada di Jawa Barat dengan nilai investasi mencapai Rp44,0 triliun atau 14,6% dari capaian investasi di triwulan II-2022. Kedua ada di DKI Jakarta senilai Rp40,1 triliun (13,3%), ketiga di Sulawesi tengah Rp32,1 triliun (10,6%), keempat Jawa Timur sebesar Rp29,9 triliun (9,9%), dan terakhir di Riau yang mencapai Rp20,7 triliun (6,9%).

Selain itu, ada lima wilayah di Indonesia yang menjadi lokasi incaran PMA pada triwulan II-2022. Tertinggi ada di Sulawesi Tengah dengan nilai US$22 miliar, kedua ada di Jawa Barat sebesar US$1,7 miliar, ketiga di Maluku Utara senilai US$1,3 miliar, keempat DKI Jakarta yaitu US$0,9 miliar, dan kelima di Jawa Timur dengan nilai US$0,8 miliar.

"Menunjukan minat investasi asing ke Indonesia cenderung tidak surut. Meskipun situasi global tengah memanas akibat konflik geopolitik antara Rusia dan Ukraina," tutur dia.