Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat, hingga Oktober 2018 jumlah nomor tunggal identitas pemodal atau single investor identification (SID) di pasar modal Indonesia mencapai 1.538.893 investor.
Jumlah tersebut meningkat 37% year to date (ytd) dibandingkan dengan jumlah SID pada 2017 yang sebanyak 1,12 juta investor. Jumlah tersebut terdiri atas investor saham, investor reksa dana, investor SBN dan saham investor saham scrip.
Direktur Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Syafruddin, mengatakan dari total investor tersebut, investor domestik di pasar modal masih didominasi dari Pulau Jawa yaitu sebanyak 73,78% dengan nilai asset Rp 2.048,90 triliun. Dengan demikian, potensi untuk mengembangkan jumlah investor di luar Jawa masih sangat besar.
“Potensi di luar DKI Jakarta dan luar Jawa masih sangat besar. Kalau dilihat lebih detail, di Kalimantan misalnya secara jumlah, masih kalah dengan Sumatera, tapi nilai asetnya jauh lebih besar,” kata Syafruddin di Surakarta, Jawa Tengah, Jumat (16/11).
Sementara untuk rinciannya, Syafruddin menjelaskan, sebaran investor posisi kedua berada di Sumatera yaitu sebanyak 14,35% dari total investor, dengan nilai asset Rp 32,30 triliun.
Posisi ketiga, Kalimantan yaitu sebanyak 4,44% dengan nilai asset Rp 48 triliun. Keempat, Sulawesi dengan sebaran investor sebanyak 3,44%, total asset Rp 4,36 triliun. Sementara posisi terkahir yaitu Maluku dan Papua dengan investor 1,14% dan total asset senilai Rp 1,25 triliun.
Syaifruddin menyebut, untuk mendongkrak jumlah investor ada beberapa infrastruktur yang perlu didukung.
“Ada infrastruktur yang perlu di-support. Misalnya Bank Pembangunan Daerah juga bisa jadi Bank Rekening Dana Nasabah agar investor di daerah meningkat lagi,” katanya.
Selain itu, Syafruddin juga melihat, masyarakat di berbagai daerah masih didominasi umat muslim. Sehingga pihaknya pun juga berencana untuk lebih mengeksplor Lembaga Penjamian Simpanan (LPP) Syariah.
Adapun untuk terus mendukung pertumbuhan jumlah investor, KSEI selalu berkomitmen untuk memperbarui data sebaran dan kategori investor pasar modal. Sebab, dengan data yang komprehensif, maka akan dapat diputuskan langkah atau strategi yang paling tepat.
“Data ini kami harapkan bisa menggambarkan, jadi kalau mau dikembangkan infrastruktur misalnya untuk kemudahan investasi, kita perlu lakukan apa, sih. Bisa berangkat dari data ini,"katanya.