sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Tokopedia: Produk kategori ibu dan anak serta rumah tangga paling laris

Tokopedia juga menyiapkan fitur Tokopedia Parents untuk memenuhi semua kebutuhan para orang tua.

Kartika Runiasari
Kartika Runiasari Kamis, 30 Jun 2022 06:45 WIB
Tokopedia: Produk kategori ibu dan anak serta rumah tangga paling laris

Marketplace Tokopedia mencatat tren jual-beli online terkait produk kebutuhan keluarga paling banyak diminati. Di mana kategori Ibu dan Anak serta Rumah Tangga menjadi beberapa kategori yang banyak dicari masyarakat pada kuartal-II 2022.

Head of Category Development Tokopedia Ramadhan Niendraputra mengatakan pada kategori tersebut tercatat yang paling laris adalah botol susu dan dot, mainan edukasi dan musikal bayi, alat makan bayi, sikat gigi dan pasta gigi bayi, serta mainan luar ruangan bayi menjadi beberapa produk yang laris dibeli.

"Sementara pada kategori Rumah Tangga, benih bibit tanaman, toples makanan, keran air, pupuk, serta sprei dan bed cover menjadi beberapa produk yang banyak dicari," katanya dalam Virtual Media Workshop Tokopedia, Selasa (28/6) lalu. 

Hal ini turut didorong oleh sederet inisiatif dari Tokopedia untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekaligus mendukung para pegiat usaha lokal yang menawarkan produk kebutuhan keluarga. 

Misalnya Tokopedia Parents yang merupakan ekosistem khusus untuk mempermudah keluarga Indonesia, mendapatkan produk kebutuhan. Fitur ini juga menyediakan informasi relevan berkaitan dengan anak dan keluarga, serta Home Sweet Home yang menyediakan berbagai produk kebutuhan rumah tangga dengan menghadirkan berbagai promo menarik.

“Para orang tua dapat memperoleh wawasan dan saling berbagi informasi melalui webinar atau talkshow seputar anak dan keluarga yang melibatkan para ahli lewat Tokopedia Parents. Topik yang dibahas mulai dari bakat anak, sekolah, investasi, manajemen finansial dan masih banyak lainnya,” kata Ramadhan.

Menyambut Hari Keluarga Nasional 29 Juni 2022, Tokopedia juga membagikan tips seputar mengisi liburan sekolah agar anak tidak jenuh. Psikolog Anak dan Keluarga, Anna Surti Ariani, Psi berbagi lima kiat meningkatkan kemampuan sosialisasi anak serta ide untuk melepas kejenuhan anak selama libur sekolah.

Pertama, orang tua perlu memanfaatkan teknologi sesuai usia. Menurutnya, pemanfaatan teknologi secara tepat justru bisa meningkatkan kemampuan sosialisasi anak dan keterampilan lainnya. 

Sponsored

"Misal, dengan bantuan orang tua, sesama anak bisa saling berbagi atau mengirim camilan ke teman sebaya atau melakukan workshop kerajinan tangan secara virtual,” jelas Anna dalam kesempatan yang sama.

Hal ini juga perlu disesuaikan dengan rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) terkait penggunaan gadget berdasarkan usia anak. Misalnya, untuk anak usia 2-6 tahun, penggunaan gadget dibatasi satu jam sehari dan harus didampingi orang tua.

Kedua, bermain peran atau roleplay. Dia mencontohkan dengan membuat skenario konflik dengan anak, seperti memperebutkan mainan, bermain curang atau bicara dengan kata tidak sopan. 

"Setelahnya, ajak anak diskusi dan mencari solusi bersama jika menghadapi berbagai situasi tersebut. Dengan bermain peran, anak akan memiliki gambaran riil terkait cara menyelesaikan masalah dengan orang lain,” jelas Anna.

Ketiga, perhatikan interaksi antar anggota keluarga. Anna menilai orang tua perlu mengatur kegiatan khusus yang bisa menstimulasi anak melakukan interaksi dengan orang lain, seperti mengajak anak bercerita mengenai kesehariannya. 

“Upayakan juga menciptakan suasana tenteram antara anggota keluarga karena anak akan meniru apa yang ia lihat secara langsung,” tambah Anna.

Keempat, playdate dengan teman sebaya untuk mendorong keberanian anak bersosialisasi, interaksi tatap muka penting dilakukan sejak usia dini, terutama di bawah tujuh tahun. 

Terakhir, longgarkan aturan selama liburan misalnya dengan melibatkan anak untuk mencoba hal baru, mulai dari berkemah di halaman atau kamar, mendekorasi ulang kamar dan lain sebagainya. 

“Longgarkan juga aturan selama libur sekolah, misal dengan membebaskan anak makan es krim atau main gadget lebih lama dari biasanya. Di sisi lain, tetap beri pengertian mengapa aturan dilonggarkan, misal hanya berlaku selama libur sekolah,” jelas Anna.
 

Berita Lainnya
×
tekid