sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Utang Garuda Indonesia capai Rp31,9 triliun

Utang Garuda terdiri dari pinjaman bank sebanyak US$1,3 miliar, utang usaha dan pajak US$905 juta.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Selasa, 14 Jul 2020 15:54 WIB
Utang Garuda Indonesia capai Rp31,9 triliun

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) mencatat utang perseroan mencapai US$2,2 miliar atau setara dengan Rp31,9 triliun (kurs Rp14.500/US$). Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan utang ini merupakan dampak dari pandemi Covid-19 yang mengganggu kinerja keuangan perusahaan.

"Kalau kami lihat posisi finansial Garuda di posisi 1 Juli 2020, cashflow yang ada di perusahaan hanya US$14,5 juta. Sementara pinjaman bank sebanyak US$1,3 miliar ditambah utang usaha dan pajak US$905 juta," ucap Irfan dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VI DPR RI, Selasa (14/7).

Irfan merinci, pinjaman bank sebesar US$1,3 miliar tersebut terdiri dari sukuk senilai US$500 juta, yang awalnya akan jatuh tempo di 3 Juni 2020. Tetapi, utang itu telah selesai dan berhasil direstrukturisasi hingga tenornya jatuh pada 3 Juni 2023. Lalu, Short Term-Banks Loan senilai US$668juta, KIK-EBA senilai US$100 juta, dan Financial Lease CRJ US$45 juta.

Kemudian, utang usaha dan pajak Garuda Indonesia sebesar US$905 juta, terdiri dari utang pembayaran avtur sebesar US$374 juta, sewa pesawat sebesar US$340 juta, dan pengeluaran untuk ground handling dan traffic servicing sebesar US$76 juta.

Sponsored

Untuk maintenance, catering, dan lainnya sebesar US$115 juta. Adapun rata-rata outstanding utang tersebut berkisar 60 hari hingga 180 hari.

Irfan bilang untuk menyiasati utang ini, Garuda Indonesia telah melakukan beberapa inisiatif yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang.

"Kami akan memaksimalkan pendapatan kargo. Hari ini saja kami ada 10 penerbangan khusus kargo. Kami juga melakukan penundaan pembayaran avtur dan maintenance. Semoga di minggu ini kami bisa melakukan restrukturisasi dengan Pertamina, Angkasa Pura (AP) I, AP II, dan Air Nav," katanya.

Berita Lainnya
×
tekid