Ivan Duque dilantik sebagai presiden Kolombia

Presiden Kolombia yang baru terpilih, Ivan Duque, mengambil sumpah pada Selasa (7/8), dia berjanji untuk menyatukan negara dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Duque, politikus konservatif pendatang baru, berhasil memenangi pemilu yang berlangsung pada Juni lalu. Dia mengalahkan rivalnya, politikus sayap kiri Gustavo Petro.

Dalam pidato pelantikannya, Duque, yang merupakan mantan pengacara menjanjikan perubahan untuk menangani korupsi dan memperkuat ekonomi. Duque juga mengatakan akan mengubah kesepakatan damai dengan kelompok pemberontak Farc.

Mantan presiden Juan Manuel Santos mendesak Duque menghormati kesepakatan damai, yang dinegosiasikan pada tahun 2016 untuk mengakhiri konflik sipil lima dekade di negara itu. 

Farc atau Pasukan Bersenjata Revolusioner Kolombia saat ini menjadi partai politik yang dikenal sebagai Pasukan Alternatif Revolusioner. Bulan lalu, sejumlah anggotanya mendapat kursi di parlemen sebagai ketentuan yang menjamin perwakilan politik.

Duque yang berasal dari Partai Pusat Demokrat (The Centro Democrático) mengatakan tetap berkomitmen pada proses perdamaian Kolombia. Namun bagi Duque kesepakatan itu terlalu lunak bagi mantan gerilyawan yang dituduh melakukan kejahatan perang.

"Kami akan menerapkan langkah-langkah korektif untuk memastikan para korban mendapatkan kebenaran, keadilan yang proporsional, reparasi, dan tidak ada pengulangan dari masa lalu," ungkap Duque seperti dikutip dari BBC, Rabu (8/8).

Duque juga berbicara soal perlunya "memulihkan" negara setelah kampanye pemilu yang memecah belah pada awal tahun ini.

Platform politik Duque dianggap ramah bisnis setelah dia berjanji untuk memotong pajak dan meningkatkan investasi dalam perekonomian Kolombia.

Duque yang berusia 42 tahun merupakan presiden terpilih termuda Kolombia. Sementara, Marta Lucía Ramirez, pendamping Duque dalam pemilu, tercatat sebagai wakil presiden wanita pertama di negara itu.

Presiden baru mengambil alih kekuasaan pada saat terjadi ketegangan tinggi dengan tetangga Venezuela. Awal pekan ini Presiden Nicolas Maduro menuduh mantan Presiden Kolombia Juan Manuel Santos bertanggung jawab atas upaya nyata untuk membunuhnya di sebuah parade militer di Caracas.

Pernyataan itu digambarkan sebagai tuduhan tidak berdasar oleh Bogota.