sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Sah, Emmerson Mnangagwa jadi presiden Zimbabwe

Emmerson Mnangagwa sah menjadi presiden Zimbabwe setelah Mahkamah Konstitusi mengonfirmasi kemenangannya atas Nelson Chamisa.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Senin, 27 Agst 2018 10:16 WIB
Sah, Emmerson Mnangagwa jadi presiden Zimbabwe

Emmerson Mnangagwa mendesak Zimbabwe bersatu di belakang kepresidenannya pada Minggu (26/8), saat dia mengambil sumpah jabatan pasca-pemilu 30 Juli lalu.

Mahkamah Konstitusi Zimbabwe mengonfirmasi Mnangagwa sebagai presiden pada Jumat (24/8), langkah itu sekaligus menolak klaim Nelson Chamisa yang juga mengaku telah memenangi pemilu.

Ribuan warga Zimbabwe termasuk beberapa pemimpin asing seperti Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa dan Presiden Rwanda Paul Kagame berkumpul di stadion nasional Harare untuk menyaksikan pelantikan Mnangagwa.

"Saya mendesak kita untuk berkomitmen secara kolektif untuk mengembangkan tanah air kita ... apa yang memersatukan kita jauh lebih besar dari apa yang bisa memisahkan kita," ujar Mnangagwa dalam pidato pelantikannya.

Mnangagwa juga menegaskan kembali janji-janjinya untuk menghidupkan kembali perekonomian Zimbabwe yang lumpuh dan melunasi utang-utang luar biasa. Pria berusia 75 tahun itu juga menyatakan kembali bahwa dia akan meminta penyelidikan independen terhadap kekerasan militer yang menewaskan enam orang pasca-pemilu.

"Sekarang, saatnya bagi kita semua untuk bersatu sebagai bangsa dan menumbuhkan perkonomian kita," tutur Mnangagwa.

Pemilihan umum disebut-sebut sebagai langkah penting untuk menghapus reputasi Zimbabwe sebagai 'Pariah state' atau negara yang tersingkir dari komunitas internasional dan mengamankan pendanaan donor internasional.

Namun, beberapa jam sebelum pelantikan Mnangagwa, International Republican Institute dan National Democratic Institute mengatakan bahwa Zimbabwe tidak memiliki budaya demokrasi yang toleran, di mana partai-partai politik diperlakukan setara dan masyarakat diperbolehkan memilih dengan bebas.

Sponsored

Pemilu Zimbabwe diyakini telah dirusak oleh penyimpangan prosedural serta tindakan keras terhadap oposisi, yang mengingatkan kembali publik pada era Robert Mugabe, yakni diktator yang 37 tahun memimpin negara itu.

Di bawah kediktatoran Mugabe, korupsi merongrong dan salah urus negara menjadi endemi.

Mugabe yang digulingkan melalui sebuah kudeta pada November lalu tidak hadir dalam pelantikan Mnangagwa, yang ditudingnya telah berkhianat. Ada pun putri Mugabe, Bona, dilaporkan hadir.

Amerika Serikat telah mempertahankan sanksi perjalanan dan keuangan terhadap para pejabat partai ZANU-PF, termasuk Mnangagwa, serta beberapa perusahaan milik negara. Dukungan Washington merupakan kunci bagi Zimbabwe untuk mendapatkan pendanaan dari Dana Moneter Internasional (IMF).

Uni Eropa telah menghapus sejumlah sanksi dan mereka hanya mempertahankannya terhadap Mugabe dan istrinya. 

 

 

Sumber: Reuters

Berita Lainnya
×
tekid