sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Menlu RI: Perempuan kunci perjuangan global melawan terorisme

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menggarisbawahi pentingnya pemberdayaan dan pengembangan perempuan sebagai agen perdamaian.

Soraya Novika
Soraya Novika Jumat, 28 Sep 2018 09:36 WIB
Menlu RI: Perempuan kunci perjuangan global melawan terorisme

Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi menggarisbawahi pentingnya pemberdayaan dan pengembangan perempuan sebagai agen perdamaian dalam perjuangan global melawan terorisme. 

"Terjadinya tren baru dalam terorisme yang melibatkan keluarga seperti yang dialami Indonesia, di Surabaya, semakin membutuhkan peran perempuan dalam perjuangan melawan terorisme," ujar Menlu Retno dalam pertemuan Ninth Ministerial Plenary of The Global Counter-Terrorism Forum (GCTF) di sela-sela Sidang Umum PBB ke-73, New York dalam keterangan tertulis yang diterima Alinea.id, Jumat (28/9).

Menurutnya, peran besar perempuan terletak pada penanaman nilai-nilai kepada anggota keluarganya sehingga akan berdampak signifikan terhadap pembentukan prespektif positif. Hal tersebut menjadikan pemberdayaan dan pengembangan perempuan menjadi sangat penting untuk perdamaian. 

Salah satu contoh pemberdayaan perempuan yang diusulkan oleh Menlu Retno adalah inisiatif Peace Village sebagai sebuah pendekatan untuk melawan terorisme. 

"Inisiatif ini menargetkan penyebaran nilai-nilai damai dan toleransi dengan pemberdayaan wanita di komunitas lokal, khususnya di sektor ekonomi," jelasnya.

Peningkatan nilai positif dan kesejahteraan akan menjadi perisai kuat terhadap pengaruh pandangan ekstremisme dan nilai-nilai intoleran.

Menlu Retno menyambut baik kerja sama yang lebih erat antara GCTF dengan PBB untuk mengatasi evolusi dan tren baru terorisme. 

Indonesia menyambut baik usulan empat dokumen yang disampaikan dalam pertemuan tersebut yang dapat menjadi pedoman dan penerapan terbaik untuk melawan terorisme. 

Sponsored

"Tahap selanjutnya, bagaimana kita dapat mengimplementasi rekomendasi ini dalam kerangka nasional dan regional," imbuhnya.

Empat rekomendasi yang didorong dari pertemuan ini di antaranya terkait isu Homegrown Terrorism, yaitu the Challenge of Returning Families of FTFs, the Collection, Use and Sharing of Evidence for Purposes of Criminal Prosecution of Terrorist Suspects, dan the Nexus between Transnational Organized Crime and Terrorism.

Indonesia merupakan salah satu dari 30 negara anggota GCTF yang menghadiri forum tersebut. Forum yang dibentuk tahun 2011 ini terdiri dari berbagai kelompok kerja yang mengeluarkan rekomendasi kebijakan dan kegiatan untuk melawan terorisme.

Berita Lainnya
×
tekid