sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Akibat protes rompi kuning, Prancis tunda kenaikan harga BBM

Penundaan kenaikan harga BBM ini dinilai merupakan konsesi besar oleh pemerintahan Presiden Emmanuel Macron.

Valerie Dante
Valerie Dante Rabu, 05 Des 2018 17:31 WIB
Akibat protes rompi kuning, Prancis tunda kenaikan harga BBM

Prancis akan menunda kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) setelah aksi protes berujung kekerasan terjadi selama akhir pekan lalu. Hal ini merupakan konsesi besar oleh pemerintahan Presiden Emmanuel Macron.

Perdana Menteri Edouard Philippe mengumumkan moratorium terkait harga BBM ini pada Selasa (4/12) dan dijadwalkan akan berlaku mulai tanggal 1 Januari 2019.

Meningkatnya biaya bensin dan solar memicu protes yang kemudian beralih menjadi demonstrasi luas terhadap pemerintahan Macron. Protes ini juga mengungkap ketegangan antara elite perkotaan dan kaum miskin pedesaan.

Para pengunjuk rasa yang dikenal sebagai 'gilets jaunes' atau 'rompi kuning' ini mengambil nama mereka dari rompi kuning neon yang wajib pengemudi miliki di kendaraan untuk alasan keamanan.

Macron menginstruksikan para pemimpin politik untuk bertemu dengan penyelenggara protes pada pekan ini. Dua pengunjuk rasa yang mengaku sebagai pemimpin kelompok yakni Benjamin Cauchy dan Jacqueline Moreau menarik diri dari pertemuan dengan PM Philippe yang direncanakan digelar pada Selasa waktu setempat.

PM Philippe membatalkan perjalanan ke konferensi iklim COP24 di Polandia untuk mengatasi masalah yang kabarnya akan kembali memanas pada akhir pekan ini.

Pemerintah Prancis berharap penangguhan kenaikan BBM ini akan menenangkan ketegangan yang telah membawa sekitar 36.000 orang untuk turun ke jalanan pada Sabtu (1/12).

Sekitar 400 orang ditangkap setelah sebagian kecil pengunjuk rasa menyerang polisi dan merusak patung-patung. Arc de Triomphe kebanggaan Paris pun dicoret dengan slogan yang mendukung gerakan rompi kuning, dan tulisan yang mengkritik Macron sebagai presiden "bagi orang kaya."

Sponsored

Sejumlah pelajar juga turut bergabung dengan gerakan rompi kuning ini. Pada hari Selasa, para demonstran membakar gedung-gedung serta terjadi bentrokan dengan petugas kepolisian di sejumlah kota seperti Lyon, Marseille, Bordeaux, dan Orleans.

Salah satu gedung yang terbakar adalah gedung SMA Saint-Exupery yang terletak di Blagnac dekat Toulouse di sebelah barat daya Prancis. Selain itu, akses ke sekolah-sekolah di sekitar Creteil dan Versailles telah diblokir.

Bagaimana 'rompi kuning' terbentuk?

Menurut federasi industri minyak Prancis (UFIP), biaya BBM telah melonjak 16% pada tahun ini dari rata-rata 1,24 euro per liter menjadi 1,48 euro per liter, dan bahkan mencapai 1,53 euro per liter pada bulan Oktober.

Kenaikan harga ini memicu pengunjuk rasa untuk turun ke jalanan Paris, mereka membakar ban hingga mobil selama dua akhir pekan berturut-turut. Kekerasan demonstrasi ini menyebabkan setidaknya dua orang tewas dan lebih dari 600 lainnya terluka.

Para demonstran menyerang beberapa wilayah paling kaya dari ibu kota, mereka menjarah toko-toko mewah dan menghancurkan jendela bank. Akibat aksi rusuh ini, kepolisian telah menangkap ratusan orang yang terlibat.

'Gilets jaunes' mungkin dimulai dengan pengendara yang memprotes kenaikan pajak, tetapi telah menjamur menjadi gerakan melawan kebijakan reformis Macron. Demonstrasi ini mendorong krisis politik paling parah pada masa kepemimpinan Macron sejak dia menjabat 18 bulan lalu.

'Rompi kuning' merupakan gerakan akar rumput yang muncul secara daring dengan penyebaran via Facebook yang dibuat oleh warga untuk mengoordinasikan blokade jalan di seluruh Prancis.

Gerakan ini tidak berhubungan dengan serikat pekerja besar Prancis yang biasanya mengatur protes besar-besaran di negara itu. Selain itu, gerakan 'rompi kuning' juga tidak memiliki juru bicara resmi. Beberapa pengunjuk rasa mengatakan bahwa Cauchy dan Moreau, yang telah berbicara atas nama kelompok, bukanlah pemimpin sah mereka.

Kelompok ini meniru cara Macron meraih kekuasaan yang dimulai dengan penciptaan gerakan akar rumputnya sendiri bernama "En Marche!" yang juga tidak memiliki dukungan dari partai-partai besar lainnya. Macron mengatakan dirinya tidak condong ke kiri atau kanan, bahwa dirinya hanya "untuk Prancis", dan menyatakan bahwa dirinya mengabdi bagi rakyat.

Macron berkampanye tentang janji untuk secara radikal mengubah Prancis, ide-idenya tersebut tertuang dalam bukunya berjudul "Revolution".

Tetapi gelombang dukungan yang membawa Macron berkuasa sudah menyusut, dengan peringkat persetujuan turun menjadi 25% pada November.

Sedangkan jajak pendapat oleh Harris Insights & Analytics menyatakan bahwa hampir tiga perempat orang Prancis mendukung gerakan 'rompi kuning' ini.

Macron hanya satu dari banyak pemimpin Prancis yang sebelumnya juga kehilangan dukungan karena mencoba mengubah Prancis menjadi negara yang lebih bersahabat untuk berbisnis. Reformasi pajak kekayaan Macron, misalnya, juga tidak populer dan memicu kritik bahwa dia bekerja bagi elite dan merendahkan kaum miskin.

Banyak pengunjuk rasa di demonstrasi Paris yang datang dari daerah pedesaan dan mengatakan mereka berjuang untuk memenuhi kebutuhan. Salah satunya adalah Maxime Nicolle yang turut serta dalam protes pada Sabtu. Nicolle berasal dari daerah pedesaan Brittany dan telah bergabung dengan 'rompi kuning' sejak November.

Dia mengatakan keluarganya berjuang untuk bertahan hidup dengan uang 1.500 euro per bulannya.

"Ini benar-benar tentang ketidaksetaraan dan bagaimana distribusi kekayaan. Ini adalah pertempuran antara sistem keuangan dan penduduk," katanya.

Hugo Melchior tinggal di lingkungan yang kaya di Rennes, Prancis barat laut. Dia tidak memiliki mobil, namun mendukung gerakan itu. "Kami sedang berurusan dengan konvergensi antara amarah, frustrasi, kegelisahan, dan kelelahan yang telah ditindas terlalu lama. Dan mereka sekarang memiliki kekuatan besar ini, mereka dapat bertindak bersama di tingkat lokal untuk melawan musuh bersama yakni kekuatan negara dilambangkan oleh Presiden Emmanuel Macron, yang menghasut kebencian karena arogansinya yang tak ada habisnya." (CNN)

Sumber : CNN

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid