sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

"Afghan Girl" dikabarkan dapat suaka di Italia

Sharbat Gula mulanya tak begitu terkenal. Dia baru menjadi atensi pada 2002, saat McCurry kembali menemukannya di pegunungan Afghanistan.

Nadia Lutfiana Mawarni
Nadia Lutfiana Mawarni Rabu, 01 Des 2021 23:58 WIB

Pada 1985, sampul (cover) majalah National Geographic memuat gambar anak perempuan Afghanistan bermata hijau berusia 12 tahun. Matanya menatap tajam ke arah kamera bidikan jurnalis foto Steve McCurry, yang seakan-akan mengungapkan semua kesedihan dan harapan agar perang melawan otoriterisme Taliban berakhir.

Dalam foto tersebut, si anak perempuan, yang dijuluki "Afghan Girl", memakai kerudung merah. Belasan tahun berselang, dunia tahu bahwa gadis itu adalah Sharbat Gula, yang tumbuh dewasa dalam sebuah kamp pengungsian di perbatasan Pakistan.

Kabar terbaru, berdasarkan laporan The New York Times pada Rabu (1/12), Sharbat Gula telah berhasil memperoleh suaka ke Roma, Italia, setelah Taliban kembali merebut pemerintahan Afghanistan. Dia kini berusia 49 tahun.

Pemerintah Italia menyebutkan, beberapa lembaga nonprofit global memohon agar Sharbat Gula bisa dievakuasi keluar dari Afghanistan.

“Kantor perdana menteri telah membawa dan mengatur kedatangannya ke Italia,” ujar perwakilan pemerintah Italia. Namun, tidak ada kejelasan kapan Sharbat Gula akan tiba dan apakah bakal menetap dalam waktu yang lama.

Sharbat Gula mulanya tak begitu terkenal. Dirinya baru menjadi atensi pada 2002, ketika McCurry kembali menemukannya di sebuah kawasan pegunungan di Afghanistan dan mencoba memverifikasi identitasnya.

Pencarian McCurry terhenti deskripsi Sharbat Gula muda yang kehilangan masa muda akibat waktu dan kepedihan. Kulitnya terlihat seperti samak, tetapi matanya masih silau dan tak melunak.

Pada 2016, Sharbat Gula pernah dideportasi dari Pakistan setelah ditangkap atas tuduhan pemalsuan identitas, praktik yang lazim dilakukan orang-orang Afghanistan di "Negeri Seribu Cahaya".

Sponsored

Sikap tersebut pun dikritik organisasi yang bergiat pada isu hak asasi manusia (HAM) mengingat perang masih berkecamuk sAfghanistan.

Pada saat kedatangannya, Presiden Afghanistan saat itu, Ashraf Ghani, memberinya sambutan hangat dan menyediakan sebuah apartemen yang didanai pemerintah.

Pada Agustus 2021, para pemimpin Taliban kembali menguasai kursi kepresidenan. Pengambilalihan ini pun kembali menggusur ratusan ribu warga Afghanistan.

Pakistan bersiap untuk menampung 700.000 pengungsi, sementara Italia telah mengevakuasi lebih dari 5.000 orang dari Kabul.

Di Amerika Serikat, lebih dari 22.500 pengungsi Afghanistan telah dimukimkan kembali pada 19 November atau sekitar 3.500 orang per pekan pada Oktober 2021. Sekitar 42.500 lainnya tetap berada di perumahan sementara di delapan pangkalan militer di seluruh "Negeri Paman Sam" sembari menunggu tersedianya perumahan.

Berita Lainnya
×
tekid