sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

"Tolong kirim polisi sekarang, dia ada di ruang 112..."

Anak-anak panik menelepon 911 setidaknya setengah lusin kali dari ruang kelas.

Satriani Ariwulan
Satriani Ariwulan Sabtu, 28 Mei 2022 16:34 WIB

Anak-anak panik menelepon 911 setidaknya setengah lusin kali dari ruang kelas di Texas, Amerika Serikat (AS) saat pembantaian sedang berlangsung. Mereka memohon dan meminta bantuan polisi. Sementara di saat yang sama, sekitar 20 petugas polisi menunggu di lorong hampir satu jam sebelum masuk dan membunuh Salvador Ramos (18), pria bersenjata yang menembak dan menewaskan 19 anak-anak dan guru. 

Kolonel Steven McCraw, Direktur Texas Department of Public Safety mengatakan setidaknya dua anak melakukan beberapa panggilan darurat dari ruang kelas, setelah Ramos masuk dengan senapan semi-otomatis AR-15.

Ramos melakukan penembakan di Sekolah Dasar Robb, Texas setelah sebelumnya menembak dan melukai neneknya di rumahnya. Peristiwa itu menjadi penembakan sekolah paling mematikan di AS dalam hampir satu dekade.

"Dia ada di ruang 112," bisik seorang gadis di telepon, saat meminta bantuan pada pukul 12.03, lebih dari 45 menit sebelum tim taktis yang dipimpin Patroli Perbatasan AS akhirnya menyerbu masuk dan mengakhiri pengepungan.

Menurut McCraw, komandan di tempat, kepala departemen kepolisian distrik sekolah di Uvalde, Texas, percaya pada saat itu Ramos dibarikade di dalam dan anak-anak tidak lagi dalam bahaya. Dus, polisi memilih untuk menunggu dan bersiap dulu sebelum menyerbu masuk. 

Kirim polisi sekarang!

Peristiwa penembakan itu memicu perdebatan tentang mudahnya akses kepemilikan senjata api bergaya militer di AS. Kronologi penembakan yang terungkap belakangan ini juga memicu kecemasan publik, termasuk di antara para pejabat yang melaporkannya.

McCraw, dengan suara tersendat karena emosi, berkata, "Kami di sini untuk melaporkan fakta, bukan untuk membela apa yang telah dilakukan atau tindakan yang diambil."

Sponsored

Sebagian besar siswa selamat yang terjebak peristiwa penembakan tersebut berusia 9 dan 10 tahun, termasuk setidaknya dua siswa yang menelepon 911.

McCraw mengatakan setidaknya ada delapan panggilan dari ruang kelas ke 911 antara pukul 12.03, setengah jam setelah Ramos pertama kali memasuki gedung, dan pukul 12.50, ketika agen Patroli Perbatasan dan polisi menyerbu masuk dan menembak mati Ramos.

"Tidak jelas apakah petugas di tempat kejadian mengetahui panggilan itu saat mereka menunggu," kata McCraw.

Menurutnya, seorang gadis menelepon pada pukul 12.16, dan mengatakan kepada polisi masih ada delapan sampai sembilan siswa yang masih hidup. Tiga tembakan terdengar selama panggilan yang dilakukan pada pukul 12.21.

Gadis yang melakukan panggilan memohon kepada operator untuk "kirim polisi sekarang" pada pukul 12.43. Selain itu juga terdapat panggilan lain empat menit kemudian.

"Petugas masuk tiga menit setelah panggilan terakhir itu, ketika tim taktis menggunakan kunci petugas kebersihan untuk membuka pintu kelas yang terkunci," ujarnya. 

Beberapa petugas melakukan baku tembak awal dengan Ramos tak lama setelah memasuki sekolah pada pukul 11.33. Saat itu, dua petugas tertembak peluru dan berlindung.

"Ada sekitar 19 petugas yang menunggu di lorong pada pukul 12.03, ketika panggilan 911 pertama dari dalam kelas diterima, kata McCraw.

Video yang muncul pada hari Kamis (26/5) menunjukkan orang tua yang sedih di luar sekolah, mendesak polisi untuk menyerbu gedung selama serangan itu.

"Protokol penegakan hukum standar menegaskan meminta polisi untuk menghadapi penembak aktif di sekolah tanpa penundaan, ketimbang menunggu cadangan atau lebih banyak senjata," katanya. 

Sumber : Reuters

Berita Lainnya
×
tekid