sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Bertemu Presiden Vietnam, Jokowi bahas kerja sama bilateral 5 bidang

Keduanya juga membahas penguatan kerja sama di kawasan Asia Tenggara (ASEAN).

Fatah Hidayat Sidiq
Fatah Hidayat Sidiq Kamis, 22 Des 2022 17:49 WIB
Bertemu Presiden Vietnam, Jokowi bahas kerja sama bilateral 5 bidang

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden Vietnam, Nguyễn Xuân Phúc, di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada Kamis (22/12). Momentum tersebut dimanfaatkan Jokowi untuk peningkatan kemitraan strategis sejak 2013.

"Pada pertemuan tadi, kita telah membahas berbagai peningkatan kemitraan strategis, baik secara bilateral maupun kawasan," ucap Jokowi dalam pernyataan pers bersama Nguyễn Xuân Phúc usai pertemuan.

Jokowi melanjutkan, RI-Vietnam bersepakat meningkatkan kerja sama di sektor perdagangan. Target US$10 miliar pada 2023 tercapai tahun lalu dengan realisasi US$11,06 miliar.

"Dalam 5 tahun terakhir terdapat peningkatan perdagangan sebesar 9,77%. Untuk itu, kita sepakat menetapkan target baru perdagangan bilateral sebesar US$15 miliar pada tahun 2028," tuturnya, melansir situs web Sekretariat Kabinet (Setkab).

Jokowi berharap Presiden Nguyễn Xuân Phúc memperlancar ekspor komoditas pertanian dari Indonesia ke Vietnam. Pangkalnya, hingga kini masih terjadi berbagai kendala.

Pertemuan ini juga dimanfaatkan untuk membahas investasi. Jokowi mengapresiasi kepercayaan Vietnam kepada perusahaan Indonesia yang berinvestasi di negaranya.

Akumulasi investasi Indonesia di Vietnam lebih dari US$600 juta di 101 proyek. Jokowi pun meminta Presiden Nguyễn Xuân Phúc melindungi para pengusaha RI yang menanamkan modalnya di Vietnam.

Selain itu, Jokowi dan Nguyễn Xuân Phúc turut membahas sinergi di bidang energi bersih dan energi baru terbarukan (EBT). Ini seperti penandatanganan nota kesepahaman (MoU) pengembangan pembangkit listrik tenaga matahari, tenaga hidrogen, dan smart grid.

Sponsored

"Saya juga menyambut baik rencana kolaborasi Vietnam dengan perusahaan BUMN dan perusahaan-perusahaan di Indonesia, seperti PT BTM dan PT Wima, untuk pemasaran motor listrik Gesit di Vietnam, Indonesia Battery Corporation (IBC) untuk investasi pada pembuatan baterai EV (electric vehicle), dan PT INKA untuk pembelian komponen bus listrik," tutur Jokowi.

Keduanya juga menyinggung peningkatan konektivitas kedua negara. Jokowi menilai, RI dan Vietnam harus segera mengembalikan arus lalu lintas barang dan wisatawan seperti masa prapandemi.

Pertemuan Jokowi-Nguyễn Xuân Phúc pun membahas perundingan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) antara RI dan Vietnam. Setelah berunding selama 12 tahun, keduanya sepakat menyelesaikan masalah garis batas ZEE kedua negara berdasarkan UNCLOS 1982.

Dalam agenda ini, keduanya menyepakati 3 MoU. Perinciannya, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dengan Kementerian Keamanan Umum Vietnam dalam penanggulangan terorisme, Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Kementerian Keamanan Vietnam terkait pemberantasan perdagangan gelap narkoba, dan Kementerian ESDM dan Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Vietnam tentang ESDM.

"Saya berharap kerja sama perikanan dan pemberantasan IUU (illegal, unreported, and unregulated) fishing dapat diperkuat melalui percepatan finalisasi MoU kerja sama kelautan dan perikanan," kata Jokowi.

Menyangkut masalah kawasan, Jokowi dan Nguyễn Xuân Phúc membahas peningkatan kerja sama ASEAN. Jokowi mengapresiasi dukungan Vietnam terhadap keketuaan Indonesia di ASEAN.

"Prioritas keketuaan Indonesia di ASEAN tahun 2023 akan menekankan peran sentral ASEAN dalam menjaga stabilitas dan perdamaian kawasan dan peran sentral ASEAN untuk menjadikan Asia Tenggara sebagai pusat pertumbuhan ekonomi," tutup Jokowi.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid