sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Geger pembunuhan jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi

Jamal Khashoggi tewas mengenaskan di Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober.

Valerie Dante
Valerie Dante Selasa, 25 Des 2018 17:01 WIB
Geger pembunuhan jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi

Nama jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi menjadi buah bibir pada penghujung tahun 2018. Pada 2 Oktober, pria berkacamata itu memasuki Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki, untuk mengurus dokumen terkait pernikahannya. Nahas, sejak saat itu dia tidak pernah keluar lagi.

Tunangannya, Hatice Cengiz, yang menunggu di luar Konsulat Arab Saudi panik hingga akhirnya memutuskan untuk melaporkan hilangnya Khashoggi ke otoritas Turki. Sontak, kabar ini mendunia.

Pada awalnya, Arab Saudi bersikukuh bahwa Khashoggi hilang setelah dia keluar dari konsulat. Sikap tersebut diperkuat oleh pernyataan Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) yang pada 5 Oktober mengatakan bahwa Khashoggi tidak berada di dalam konsulat dan dia mengizinkan untuk dilakukannya upaya pencarian di gedung misi diplomatik Arab Saudi di Istanbul.

Polisi Turki, pada 6 dan 7 Oktober mengungkap dugaan kuat mereka bahwa Khashoggi dibunuh di dalam konsulat. Sementara, bantahan terus dilontarkan Arab Saudi.

Pada 12 Oktober, delegasi Arab Saudi tiba di Turki untuk membahas serta menyelidiki kasus hilangnya Khashoggi. Kedatangan mereka dinilai tidak membantu mencapai kesimpulan akhir bahkan cenderung sia-sia.

Di lain sisi, kencang berembus kabar bahwa MBS dalang di balik skenario hilangnya Khashoggi. Namun, menteri dalam negeri Arab Saudi menuturkan bahwa berbagai tuduhan yang diarahkan ke Riyadh tidak berdasar.

Pada 13 Oktober dirilis sebuah foto yang menunjukkan sebuah jet yang membawa sejumlah warga negara Arab Saudi tiba di Bandara Internasional Ataturk pada 2 Oktober. Merekalah yang kemudian dikenali sebagai tersangka pembunuhan Khashoggi.

Setelah cukup lama membantah terlibat atas hilangnya Khashoggi, pada 20 Oktober, Riyadh akhirnya mengakui bahwa sebuah kelompok kriminal asal Arab Saudi bertanggungjawab atas kematian pria berusia 59 tahun tersebut di dalam konsulat. Dengan kata lain, mereka mencoba memberitahu, para tersangka pembunuhan Khashoggi bertindak di luar kendali.

Sponsored

Meski demikian laporan demi laporan kian mengarah pada dugaan kuat keterlibatan MBS. Surat kabar pro-pemerintah Turki, Harian Sabah, melansir laporan yang menyebutkan bahwa tim beranggotakan 15 orang dikirim dari Arab Saudi ke Istanbul pada hari yang sama saat Khashoggi mengunjungi Konsulat Arab Saudi.

Salah satu anggota tim tersebut adalah Maher Abdulaziz Mutreb (47), teman dekat dan pengawal pribadi MBS. Ada pula kepala departemen bukti forensik di badan keamanan Kementerian Dalam Negeri Saudi Salah Muhammad al-Tubaigy yang disebut berperan membunuh Khashoggi dengan memutilasinya.

Jaksa kepala Istanbul Ifran Fidan menuturkan bahwa Khashoggi dicekik segera setelah memasuki gedung konsulat. Kemudian jasadnya dimutilasi. Pada saat yang sama, Turki menekan Arab Saudi untuk mengekstradisi 18 orang yang diklaim Arab Saudi ditahan atas peran mereka dalam pembunuhan Khashoggi.

Merespons tuntutan tersebut, Arab Saudi menegaskan para tersangka tidak akan diekstradisi ke Turki dan akan tetap diadili sesuai hukum mereka.

Tidak hanya mengklaim menahan 18 orang terkait pembunuhan Khashoggi, Arab Saudi juga memecat sejumlah pejabat senior intelijen dan merestrukturisasi badan intelijen utama mereka.

Wakil Kepala Intelijen Umum Ahmed bin Hassan bin Mohammed Assiri dan penasihat istana Saud bin Abdullah al-Qatani adalah dua dari sejumlah pejabat senior yang dibebastugaskan.

Berita Lainnya
×
tekid