Israel serang pasukan Iran di Suriah
Konflik Iran dan Suriah melawan Israel semakin memanas menyusul aksi saling serang.

Militer Israel mengatakan telah melancarkan serangan yang menargetkan Iran di wilayah Suriah.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menerangkan, operasinya tersebut menargetkan Pasukan Quds, unit elite Garda Revolusi Iran, dan sistem pertahanan udara Suriah. Empat orang dilaporkan tewas dalam serangan ini.
IDF mengumumkan operasi tersebut lewat sebuah twit pada Senin (21/1).
We have started striking Iranian Quds targets in Syrian territory. We warn the Syrian Armed Forces against attempting to harm Israeli forces or territory.
— Israel Defense Forces (@IDF) 20 January 2019BACA JUGA
Sejumlah tempat yang menjadi target serangan Israel termasuk situs penyimpanan amunisi, situs militer di Bandara Internasional Damaskus, situs intelijen Iran, dan kamp pelatihan militer Iran.
These are the Iranian Quds military sites in Syria that we targeted in response:
???? Munition storage sites
???? Military site located in the Damascus International Airport
???? Iranian intelligence site
???? Iranian military training camp pic.twitter.com/pzHQv81l1C — Israel Defense Forces (@IDF) 21 January 2019
IDF melalui Twitter menjelaskan bahwa Suriah melancarkan serangan balasan selama operasi mereka, dan itu membuat IDF turut menargetkan sistem pertahanan udara Angkatan Bersenjata Suriah.
Sementara itu, media pemerintah Suriah mengutip sumber militer mengungkapkan bahwa Israel melancarkan serangan peluru kendali yang intens. Suriah mengklaim berhasil melumpuhkan sebagian besar rudal musuh.
Observatorium Suriah untuk HAM (SOHR) yang berbasis di Inggris mengatakan, roket Israel menargetkan sekitar ibu kota Damaskus. Lebih lanjut mereka menerangkan bahwa rudal Israel menghancurkan depot senjata dan pos militer milik Iran dan gerakan Hizbullah yang didukung Teheran.
Peringatan Netanyahu
Selama ini, Israel jarang mengakui melakukan serangan terhadap target di wilayah Suriah.
Operasi terbaru itu terjadi setelah Israel mengatakan bahwa sebuah roket ditembakkan ke Dataran Tinggi Golan utara. Roket tersebut berhasil dicegat oleh Sistem Pertahanan Udara Kubah Besi.
"Dengan menargetkan warga sipil Israel, Iran sekali lagi membuktikan bahwa mereka berusaha untuk mempertahankan diri di Suriah, membahayakan Israel dan stabilitas regional," twit IDF.
By firing towards Israeli civilians, Iran once again proved that it is attempting to entrench itself in Syria, endangering the State of Israel & regional stability.
We will continue operating determinedly to thwart these attempts. pic.twitter.com/RBHWeBH7FW — Israel Defense Forces (@IDF) 21 January 2019
Dampak dari serangan itu, destinasi wisata Gunung Hermon di Dataran Tinggi Golan ditutup.
PM Israel Benjamin Netanyahu yang tengah melawat ke Chad pun merilis peringatan.
"Kami memiliki kebijakan yang ditetapkan untuk menargetkan kubu Iran di Suriah, dan untuk melukai siapapun yang mencoba menyakiti kami," tegas Netanyahu.
Israel telah menyatakan kekhawatirannya atas penempatan pasukan Iran di Suriah untuk mendukung rezim Bashar al-Assad, yang telah memerangi pasukan pemberontak dan kelompok militan lainnya sejak dimulainya perang saudara pada 2011.
"Kami menganggap rezim Suriah bertanggung jawab atas semua yang terjadi di Suriah dan memperingatkan mereka agar tidak menargetkan Israel atau mengizinkan orang lain untuk menargetkan Israel dari tanah mereka. Kami siap untuk semua skenario dan akan terus beroperasi sesuai kebutuhan demi membela warga sipil Israel," ujar IDF.
We hold the Syrian regime responsible for everything taking place within Syria and warn them against targeting Israel or permitting others to target Israel from their soil.
We are prepared for all scenarios and will continue operating as needed to defend Israeli civilians. — Israel Defense Forces (@IDF) 21 January 2019
Pada Mei 2018, Israel mengatakan telah menyerang hampir seluruh infastruktur militer Iran di sana, menyusul serangan roket terhadap mereka di Dataran Tinggi Golan.
Israel merebut Dataran Tinggi Golan dari Suriah selama Perang Enam Hari pada 1967 dan kemudian mencaploknya. (BBC dan The Guardian)

Derita jelata, tercekik harga pangan yang naik
Senin, 21 Feb 2022 17:25 WIB
Menutup lubang “tikus-tikus” korupsi infrastruktur kepala daerah
Minggu, 13 Feb 2022 15:06 WIB
Segudang persoalan di balik "ugal-ugalan" RUU IKN
Minggu, 23 Jan 2022 17:07 WIB
Jerat narkotika di kalangan remaja
Jumat, 24 Mar 2023 06:10 WIB
Sengsara warga tatkala banjir jadi tradisi di Bekasi
Kamis, 23 Mar 2023 06:19 WIB