Jepang pertahankan kondisi darurat Covid-19 selama Olimpiade Tokyo
Prefektur Tokyo, Chiba, Saitama, dan Kanagawa akan tetap berada di bawah pembatasan aktivitas bisnis.
Pemerintah Jepang tetap mempertahankan keadaan darurat yang mencakup wilayah metropolitan Tokyo selama Olimpiade musim panas di tengah kebangkitan kasus Covid-19.
Perdana Menteri Jepang, Yoshihide Suga akan menyelesaikan keputusan untuk mempertahankan tindakan keadaan darurat ini, yang telah dijadwalkan berakhir pada 11 Juli 2021, atau selama sekitar satu bulan tambahan pada pertemuan gugus tugas pada hari Kamis.
Prefektur Tokyo, Chiba, Saitama, dan Kanagawa akan tetap berada di bawah pembatasan aktivitas bisnis, yang saat ini termasuk meminta restoran untuk berhenti menyajikan alkohol sebelum pukul 19.00, dan tutup pada pukul 20.00.
Kasus Covid-19 di Jepang telah merayap kembali di ibu kota, naik menjadi 518 pada hari Minggu (4/7) dari 386 pada minggu lalu.
Kebangkitan itu terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa Olimpiade yang akan dimulai pada 23 Juli, dapat menjadi tempat penyebar virus SARS-CoV-2, terutama jika diadakan dengan penonton.
Penyelenggara pertandingan memutuskan akhir bulan lalu bahwa tempat venue dapat diisi hingga 50% dari kapasitas dengan maksimum 10.000 penonton. Mereka juga sedang berencana untuk menurunkan ambang batas menjadi 5.000 kapasitas.
Beberapa acara terbesar, seperti upacara pembukaan dan penutupan serta kompetisi sepak bola, baseball, dan atletik, yang diadakan setelah jam 9 malam, dapat berlangsung tanpa penonton sama sekali.
Sementara itu, pemerintah akan mengalihkan Okinawa, di bawah keadaan darurat penuh hingga 11 Juli, ke keadaan darurat semu karena kasus virus corona telah turun meskipun rumah sakit tetap berada di bawah tekanan.
Keadaan darurat semu yang meliputi prefektur Hokkaido, Aichi, Kyoto, Osaka, Hyogo, dan Fukuoka diperkirakan akan berakhir pada 11 Juli 2021 sesuai jadwal.
Suga menempatkan Tokyo dan prefektur lainnya di bawah keadaan darurat semu pada April untuk mengekang gelombang keempat infeksi Covid-19 Jepang, kemudian meningkatkan ke beberapa, termasuk ibu kota, ke keadaan darurat penuh, dimana terdapat denda yang lebih besar untuk para pelanggar dan menargetkan seluruh prefektur daripada hanya berfokus pada area berisiko tinggi tertentu. (Seumber japantoday.com)