Kerusuhan Prancis, polisi tangkap 500 orang
Lebih dari 500 pengunjuk rasa ditangkap dan 283 dari mereka telah dibebaskan.

Polisi Prancis telah menangkap lebih dari 500 orang di seluruh negeri. Mereka ditangkap terkait dengan aksi protes yang rusuh menolak reformasi pensiun tanpa suara parlemen.
Protes dan bentrokan meletus di berbagai bagian Prancis pada 16 Maret, setelah pemerintah menggunakan kekuatan konstitusional khusus untuk memaksakan reformasi pensiun tanpa pemungutan suara di majelis rendah.
Undang-undang baru akan menaikkan usia pensiun dari 62 menjadi 64 pada tahun 2030.
Meskipun ada larangan protes di alun-alun Paris di seberang parlemen, pengunjuk rasa pada hari Sabtu berkumpul di sana dan di sekitar jalan Champs Elysees.
Lebih dari 500 pengunjuk rasa ditangkap dan 283 dari mereka telah dibebaskan, menurut laporan media setempat.
Sementara itu, pengunjuk rasa diduga menyerang kantor ketua Partai Republik Eric Ciotti di kota Nice dan memecahkan jendelanya.
Berbagi foto dari kantornya dengan jendela yang pecah, Ciotti mengatakan bahwa serangan ini bertujuan untuk menekannya agar memilih mosi tidak percaya terhadap pemerintah.
Sebelumnya, Ciotti telah mengumumkan bahwa kelompok politiknya tidak akan memilih mosi tidak percaya terhadap pemerintah atas reformasi pensiun.
Sebelumnya pada hari Kamis, Presiden Emmanuel Macron memutuskan untuk menggunakan Pasal 49.3 Konstitusi untuk mengadopsi rancangan undang-undang yang kontroversial tanpa pemungutan suara parlemen.
Setelah disahkan oleh Senat, versi final draf RUU seharusnya diambil untuk persetujuan parlemen.
Namun, Macron mengadakan konsultasi dengan Perdana Menteri Elisabeth Borne, menteri lain, dan ketua kelompok parlemen partai politik untuk memutuskan apakah akan menggunakan kekuatan konstitusional khusus untuk melewati proses parlementer, lapor Le Figaro.
Borne kemudian menuju ke parlemen untuk memberikan pidato dan meminta Pasal 49.3.
Langkah tersebut memicu kecaman keras, termasuk dari anggota parlemen oposisi yang telah mengajukan dua mosi tidak percaya terhadap pemerintah untuk diperdebatkan di parlemen pada Senin sore, menurut France 24.(anandolu)

Derita jelata, tercekik harga pangan yang naik
Senin, 21 Feb 2022 17:25 WIB
Menutup lubang “tikus-tikus” korupsi infrastruktur kepala daerah
Minggu, 13 Feb 2022 15:06 WIB
Segudang persoalan di balik "ugal-ugalan" RUU IKN
Minggu, 23 Jan 2022 17:07 WIB
Fenomena ‘remaja jompo’: Saat sakit tak hanya dialami lansia
Rabu, 27 Sep 2023 12:51 WIB
Ketika relawan capres saling beralih dukungan
Selasa, 26 Sep 2023 06:36 WIB