Korea Utara uji coba rudal hipersonik yang baru dikembangkannya
Uji coba tersebut dinilai gagal karena hanya melesat dengan kecepatan Mach 2.5.
Korea Utara menembakkan rudak hipersonik yang baru dikembangkannya, Hwasong-8, di lepas pantai timur pada Selasa (28/9) waktu setempat. Kantor berita pemerintah, KCNA, melaporkan, rudal tersebut bagian dari serangkaian senjata baru yang diuji.
Rudal tersebut ditembakkan ketika Pyongyang meminta Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan untuk membatalkan standar gandanya dalam program senjata untuk memulai kembali pembicaraan diplomatik.
KCNA mengatakan, pengembangan sistem senjata tersebut bertujuan meningkatkan kemampuan pertahanan Korea Utara. Rudal hipersonik dinilai sebagai senjata strategis.
Tak seperti rudal balistik yang terbang ke luar angkasa sebelum kembali pada lintasan curam, senjata hipersonik terbang menuju target di ketinggian yang lebih rendah dan dapat mencapai lebih dari lima kali kecepatan suara atau sekitar 6.200 km per jam.
Tes tersebut dinilai sebagai isyarat Korea Utara bergabung dalam perlombaan membangun senjata, yang melibatkan AS, Rusia, dan China.
Seorang spesialis rudal Universitas Aerospace Korea, Chang Young-keun, menyebut, uji coba rudal hipersonik Korea Utara itu kemungkinan gagal. Berdasarkan penilaian intelejen militer Korea Selatan, Hwasong-8 melesat dengan kecepatan Mach 2.5.
"Teknologi HGV (milik Korea) Utara tidak sebanding dengan AS, Rusia, atau China," katanya. "Untuk saat ini, tampaknya bertujuan untuk jarak pendek yang dapat menargetkan Korea Selatan atau Jepang."
Pekan lalu, Korea Utara mengatakan, pihaknya bersedia mempertimbangkan pertemuan puncak lainnya dengan Korea Selatan jika menjamin rasa saling menghormati.
Kedua Korea sama-sama melakukan uji coba rudal balistik pada 15 September lalu, sebagai bagian dari perlombaan senjata. Sementara itu, upaya membuat pembicaraan berlangsung dalam meredakan ketegangan kian jauh panggang dari api. (Reuters)