Seorang anggota parlemen Afghanistan dan Taliban mengatakan gerilyawan telah merebut Jalalabad. Kemenangan Taliban ini menjadi isolasi bagi Kabul dari arah timur.
Para militan memposting foto secara online Minggu pagi yang menunjukkan mereka di kantor gubernur di Jalalabad, ibu kota provinsi Nangarhar.
Abrarullah Murad, seorang anggota parlemen dari provinsi tersebut mengatakan kepada The Associated Press bahwa gerilyawan merebut Jalalabad setelah para tetua merundingkan kejatuhan pemerintah di sana.
Penyitaan hari Minggu terjadi di tengah keuntungan cepat oleh Taliban selama seminggu terakhir, menekan pemerintah pusat Afghanistan ketika pasukan AS, Inggris dan Kanada mengerahkan pasukan untuk membantu staf diplomatik mereka yang masih ada di sana. Ribuan orang telah membanjiri Kabul untuk melarikan diri dari serangan Taliban.
Kota Jalalabad di bagian timur Afghanistan, di sebelah Pakistan, hari Minggu jatuh ke tangan Taliban dengan penyerahan gubernur setempat.
Dengan jatuhnya Nangarhar, ibukota Afghanistan Kabul telah secara efektif dikepung Taliban dari tiga arah.
Beberapa saat sebelumnya, Gubernur, Intelijen (Mabes), Kepala Polisi dan semua fasilitas direbut oleh 'Mujahidin'. Semua alat, perlengkapan, dan sumber daya di provinsi itu juga jatuh ke tangan 'Mujahidin'," cuit juru bicara Taliban Zabiullah Mujahed.
Gerbang utara Afghanistan ke Asia Tengah, Mazar-e-Sharif, jatuh ke tangan Taliban Jumat malam.
Pejabat lokal mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa setidaknya tujuh ibu kota provinsi, Mazar-e-Sharif dari Balkh, Maymana dari Faryab, Sharana dari Paktika, Asadabad dari Kunar, Mehtarlam dari Laghman, Nili dari Daykundi dan Gardez dari Paktia runtuh pada hari Sabtu.
Jatuhnya Mazar-e-Sharif menonjol dalam hal kepentingan strategisnya di jantung provinsi utara. Ini adalah markas regional tentara dan benteng utama politisi kunci seperti Abdul Rasheed Dostum, Atta Muhammad Noor dan Muhammad Muhaqiq.
Sementara itu, dalam pidato singkat yang disiarkan televisi, Presiden Afghanistan Mohammad Ashraf Ghani bersumpah pada hari Sabtu untuk terus membela pemerintahnya.
"Negara ini berada dalam bahaya ketidakstabilan yang serius," katanya. (Sumber: outlookofindia, anadolu)