sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kuba legalkan pernikahan sesama jenis

Keputusan ini disahkan melalui referendum nasional oleh pemeritah Kuba.

Aditya Putera Pratama
Aditya Putera Pratama Selasa, 27 Sep 2022 07:45 WIB
Kuba legalkan pernikahan sesama jenis

Pemerintah kuba akhirnya membuat dukungan undang–undang pernikahan sesama jenis di negara tersebut. Dalam referendum pengesahan undang–undang ini membuat diskusi yang sangat alot antara pihak yang berada di ruangan tersebut. 

Dikutip dari BBC, Selasa (27/9), dalam referendum tersebut menghasilkan dokumen 100 halaman yang melewati lebih dari dua lusin draft dan membuat persetujuan adanya reformasi kode keluarga baru. Kode keluarga baru ini berisikan bahwa memungkinkan kehamilan pengganti dan memberi hak pasangan gay untuk mengadopsi anak. 

Referendum ini diwarnai banyak perdebatan dari kaum agama dan konservatif  yang membuatnya menjadi lama. Masih banyaknya pro-kontra tentang melegalkan pernikahan sesama jenis yang diatur dalam undang–undang.

Pemerintah Kuba juga telah mendukung perubahan undang–undang tersebut dan menjalankan kampanye nasionalnya yang mendesak warganya untuk menyetujui. Dukungan ini juga mengalir dari Presiden Miguel Diaz-Canel yang mengharapkan bahwa kode tersebut akan memperlihatkan keragaman orang, keluarga dan kepercayaannya. 

Pada senin (26/9) tercatat 66% suara terhitung mendukung reformasi untuk undang–undang ini. Hal itu tentunya akan menjadi cahaya baru bagi para kaum–kaum penyuka sesama jenis di negara ini dengan sejarah yang cukup kelam.

Berbicara tentang sejarahnya juga, negara ini dulu pernah memberikan diskiriminasi kepada kaum penyuka sesama jenis. Dalam rentan waktu 1960–1970 para kaum gay dianiaya dan dikirim ke kamp kerja. Tentunya ini membuat sejarah yang dianggap perjuangan berarti bagi kaum di negara tersebut.

Pastinya, kebijakan ini masih banyak ditentang oleh orang–orang yang sangat tabu akan hubungan sesama jenis. Hal itu terjadi kapada gereja–gereja evangelis dan kelompok konservatif non-agama lainnya. Teutama bagian dari oposisi juga melakukan kampanye untuk suara “tidak”, dan mendesak Kuba untuk mengevaluasi peraturan ini.

Referendum ini juga dilakukan di tengah krisis energi negara ini. Dampak dari Krisis energi membuat banyak terjadinya pemadaman listrik. Hal ini juga menjadi perhatian masyarakat di negara tersebut.

Sponsored
Berita Lainnya
×
tekid