sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Masjid Al Noor kembali dibuka untuk muslim Christchurch

Masjid Al Noor di Christchurch, Selandia Baru dibuka pertama kalinya sejak kasus penembakan massal.

Valerie Dante
Valerie Dante Sabtu, 23 Mar 2019 21:51 WIB
 Masjid Al Noor kembali dibuka untuk muslim Christchurch

Masjid Al Noor di Christchurch, Selandia Baru dibuka pada Sabtu (23/3). Sebelumnya, rumah ibadah itu ditutup untuk keperluan investigasi polisi atas kasus penembakan massal yang terjadi di sana. 

Sekitar siang hari waktu setempat, sekelompok kecil jemaah diizinkan masuk, sementara petugas polisi bersenjata berpatroli di sekitar lokasi.

"Kami mengizinkan 15 orang masuk pada saat yang bersamaan dan secara bergiliran, hanya agar mereka dapat membiasakan diri dengan masjid ini," ujar Saiyad Hassen, sukarelawan di masjid.

Hassen tidak mengatakan kapan masjid akan sepenuhnya dibuka kembali. Masjid Al Noor terlihat seperti baru, dengan lubang peluru di dinding yang ditambal dan tembok-tembok yang sudah dicat.

"Ini adalah tempat di mana kami berdoa dan bertemu, kami akan kembali ke sini," kata Ashif Shaikh, salah satu orang yang selamat dari penembakan di Masjid Al Noor.

Aden Diriye, ayah yang kehilangan putranya yang berusia 3 tahun dalam serangan itu, kembali ke Masjid Al Noor pada Sabtu. 

"Saya sangat senang. Saya kembali begitu masjid ini selesai dibangun ulang, untuk berdoa," ungkapnya.

Polisi menyatakan bahwa Masjid Linwood, yang bertempat tidak jauh dari Masjid Al Noor, juga sudah dikembalikan kepada komunitas muslim setempat.

Sponsored

Di hari yang sama, sekitar 3.000 warga Selandia Baru berjalan melintasi Christchurch dalam 'pawai cinta' yang dimaksudkan untuk menghormati para korban.

Sebagian besar berjalan dengan hening sementara beberapa lainnya membawa poster yang bertuliskan seruan perdamaian dan menentang rasisme.

"Kami merasa belakangan ini kebencian telah membawa banyak kegelapan," kata Manaia Butler, siswa berusia 16 tahun yang membantu mengatur pawai. "Cinta adalah obat terkuat untuk mengeluarkan Christchurch dari kegelapan itu."

Warga Australia, Brenton Tarrant (28) yang mengaku sebagai penganut ideologi supremasi kulit putih, telah didakwa atas satu pembunuhan sehubungan dengan aksi teror itu. 

Dia diperkirakan akan menghadapi lebih banyak tuntutan dalam persidangan yang dijadwalkan berlangsung pada April.

Reformasi UU Senjata

Pascaserangan teror, pada Kamis (21/3), PM Ardern mengumumkan bahwa di bawah UU Senjata baru, Selandia Baru akan melarang senjata semi otomatis dan senapan gaya militer.

"Enam hari setelah serangan, kami mengumumkan larangan terhadap semua senjata semi otomatis gaya militer (MSSA) dan senapan serbu di Selandia Baru," kata Ardern.

Dia berharap UU Senjata baru dapat mulai berlaku pada 11 April.

"Sejarah kita telah berubah selamanya. Sekarang, hukum kita juga akan berubah," tegas perdana menteri berusia 38 tahun itu.

Selain senjata, alat-alat terkait yang digunakan untuk mengubah senjata menjadi MSSA juga dilarang, beserta dengan semua magasin kapasitas tinggi.

Amnesti telah diberlakukan sehingga pemilik senjata yang dilarang dapat menyerahkannya ke pemerintah, dan skema pembelian kembali (buy-back) juga akan dibentuk.

"Pembelian kembali akan menelan biaya hingga 200 juta dolar Selandia Baru," terang PM Ardern.

Rencana aksi PBB

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengungkapkan niatnya untuk meluncurkan rencana aksi PBB untuk melindungi situs-situs keagamaan.  Hal itu dia sampaikan kepada wartawan di Islamic Cultural Center, New York, Amerika Serikat, pada Sabtu.

"Masjid dan semua tempat ibadah harusnya menjadi tempat aman, bukan tempat teror," kata Guterres.

Sekjen PBB mengumumkan telah meminta Perwakilan Tinggi untuk Aliansi Peradaban PBB Miguel Morations untuk mengembangkan rencana aksi agar PBB terlibat penuh dalam mendukung pengamanan situs keagamaan.

PBB, lanjutnya, akan menjangkau pemerintah, organisasi agama, serta para pemimpin agama untuk mencari cara mencegah serangan dan menjamin kesucian situs keagamaan.

Langkah tersebut merupakan cara PBB menunjukkan solidaritas kepada komunitas muslim di seluruh dunia pascateror di Christchurch.

Guterres menyampaikan kesedihan dan simpatinya bagi keluarga para korban. Dia juga mengapresiasi kepemimpinan dan tindakan penuh cinta dari warga Selandia Baru.

"Di seluruh dunia, kita telah menyaksikan kebencian anti-muslim, anti-Semitisme, ujaran kebencian, dan fanatisme yang terus meningkat. Kanker ini terus menyebar dan tugas kita adalah untuk menemukan obatnya," tambah Guterres.

Gutteres menyebut, keselamatan umat beragama yang beribadah harus terjamin dan setiap orang harus diizinkan untuk mempraktikkan keyakinan mereka tanpa dibayang-bayangi ketakutan akan ancaman teror.

"Anda tidak sendirian. Dunia bersamamu, PBB bersamamu, saya bersamamu," ujar Guterres bagi komunitas muslim di seluruh dunia.

Foto PM Selandia Baru hiasi Burj Khalifa

Sebuah foto raksasa yang menunjukkan Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern sedang bersedih terpampang di bangunan tertinggi di dunia, Burj Khalifa, Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), pada Jumat (22/3).

Tindakan itu merupakan bentuk penghargaan dari Dubai atas dukungan yang telah PM Ardern berikan bagi muslim setelah penembakan massal terjadi di dua masjid di Christchurch pada 15 Maret.

Bangunan Burj Khalifa setinggi 829 meter dihiasi oleh foto Ardern yang mengenakan kerudung dan sedang memeluk wanita di Masjid Klibirnie, Wellington. Gambar itu disertai dengan kata dalam bahasa Arab "salam".

Pada Jumat, melalui Twitter, penguasa UAE, Mohammad bin Rasyid al-Maktoum menyampaikan apresiasinya kepada Ardern.

"Hari ini Selandia Baru mengheningkan cipta untuk menghormati para korban yang tewas dalam serangan di masjid. Terima kasih PM Ardern dan Selandia Baru atas empati dan dukungan tulus yang telah mendapatkan rasa hormat dari 1,5 miliar muslim di seluruh dunia," tulisnya.

Twit Seikh

PM Ardern dan warga Selandia Baru menuai pujian dari dunia atas empati, persatuan, dan tanggapan mereka terkait aksi teror di Masjid Al Noor dan Masjid Linwood yang merenggut nyawa 50 orang itu.

Pada Jumat, Ardern, bersama dengan sekitar 20.000 warga Selandia Baru berkabung di Hagley Park, Christchurch, tepat di seberang Masjid Al Noor.

Sebagian besar wanita yang hadir mengenakan kerudung sebagai bentuk solidaritas mereka.

"Selandia Baru berduka bersamamu. Kami adalah satu," kata Ardern dalam pidatonya, diikuti oleh dua menit hening cipta.

Berdasarkan data sensus Selandia Baru, jumlah muslim di negeri itu hanya sekitar 1% dari total 4,8 juta populasi, kebanyakan dari mereka merupakan imigran.  (The Straits Times, BBC, dan WAM)

 

 

Berita Lainnya
×
tekid