sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Metropole Hotel: Saksi sejarah negosiasi AS-Korea Utara

Hotel yang dijadikan sebagai lokasi utama KTT kedua AS-Korea Utara pernah menjadi persinggahan bagi sejumlah tokoh dunia.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Kamis, 28 Feb 2019 14:45 WIB
 Metropole Hotel: Saksi sejarah negosiasi AS-Korea Utara

Hanoi, Vietnam, tengah menjadi pusat pemberitaan menyusul KTT kedua Amerika Serikat-Korea Utara yang berlangsung di sana pada 27-28 Februari. Yang tidak kalah menyita perhatian adalah Sofitel Legend Metropole Hotel, lokasi di mana Donald Trump dan Kim Jong-un bertemu.

Setelah dibuka dengan nama Grand Hotel Metropole pada 1901, tepatnya pada masa puncak kejayaan kekaisaran Prancis di Indocina, hotel ini dengan cepat menjadi perhentian penting di Asia Timur.

Penulis Inggris Graham Greene dikabarkan tinggal di Sofitel Legend Metropole Hotel saat dalam proses penulisan novelnya "The Quiet American". Demikian pula Novelis William Somerset Maugham, yang menulis beberapa bagian dari karyanya bertajuk "The Gentleman in the Parlour: A Record of a Journey From Rangoon to Haiphong" di hotel itu pada 1935.

Legenda komedian Charlie Chaplin memilih bermalam di Metropole Hotel saat berbulan madu bersama dengan istri ketiganya Paulette Godard pada 1936.

Sofitel Legend Metropole Hotel, yang sempat diganti namanya menjadi Reunification hotel oleh pemerintah komunis Ho Chi Minh, memiliki tempat perlindungan dari bom yang dibangun pada 1960-an untuk melindungi para tamu selama serangan udara AS.

Tempat perlindungan bom di bawah hotel itu kini menjadi bagian dari tur eksklusif bagi para tamu hotel.

Sofitel Legend Metropole Hotel juga menjadi tuan rumah bagi aktris Hollywood Jane Fonda saat pemenang Academy Awards sebanyak dua kali itu melakukan kunjungan kontroversial di tengah perang pada Juni 1972. Fonda dilabeli "Hanoi Jane" setelah muncul gambar tentang dirinya yang duduk di sebelah senjata anti-pesawat milik Vietnam Utara yang digunakan untuk menargetkan pesawat-pesawat AS pada saat itu.

Saat ini, Sofitel Legend Metropole Hotel memiliki suite yang dinamai Maugham, Chaplin, dan Greene. Komunis masih berkuasa di Hanoi, namun mereka menjalankan ekonomi kapitalis.

Sponsored

Trump, yang mengundurkan diri dari Perang Vietnam karena mengklaim menderita taji tulang di kakinya, seketika mengagumi negara itu. Presiden ke-45 AS itu terkesan dengan dinamisme ekonomi Vietnam dan fakta bahwa  warga di sana menyambutnya ketika dia tiba di Hanoi pada Selasa (26/2) malam.

"Kerumunan yang luar biasa, dan begitu banyak cinta!," twit Trump setibanya di Hanoi.

KTT, membuat hotel ini dihiasi dengan bendera Korea Utara, AS, dan Vietnam. Penjagaan pun diperketat, mengharuskan para tamu untuk menunjukkan paspor mereka untuk masuk.

Awak media AS mendapat akses untuk masuk, seperti halnya delapan jurnalis Korea Utara yang seluruhnya mengenakan setelan jas dengan pin bergambar Kim Jong-un dan ayahnya, Kim Jong-Il.

Baik Trump maupun Kim Jong-un tidak bermalam di Sofitel Legend Metropole Hotel. Trump memilih tinggal di JW Marriott Hotel, sementara Kim Jong-un di Melia Hotel.

Namun, Sofitel Legend Metropole Hotel menjadi pilihan Trump bermalam saat dia mengunjungi Hanoi pada 2017.

Menurut Reuters, Sofitel Legend Metropole Hotel bukan lokasi yang paling ideal bagi pelaksanaan KTT atas dasar keamanan. Meski demikian kemungkinan Trump dan Kim Jong-un tetap memilihnya karena kemampuannya untuk menyimpan rahasia.

"Ketika superstar datang ke sini, sejumlah jurnalis menawarkan US$2.000-5.000 atau lebih kepada staf hotel untuk mengambil foto mereka, tetapi itu tidak pernah terjadi," ungkap mantan kepala pemasaran Sofitel Legend Metropole Hotel Nguyen Dinh Thanh. "Itu menunjukkan Metropole memiliki tradisi menjaga rahasia serta tahu bagaimana memperlakukan tamu VIP." (The Guardian dan Fox)

Berita Lainnya
×
tekid