sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

KTT kedua AS-Korea Utara gagal capai kesepakatan

Trump percaya bahwa kesenjangan pemikiran terkait sanksi dan denuklirisasi dengan Kim Jong-un dapat dijembatani seiring berjalannya diskusi.

Valerie Dante
Valerie Dante Kamis, 28 Feb 2019 17:58 WIB
KTT kedua AS-Korea Utara gagal capai kesepakatan

Donald Trump dan Kim Jong-un gagal mencapai kesepakatan bersama dalam KTT kedua Amerika Serikat dan Korea Utara di Hanoi, Vietnam, pada Kamis (28/2).

"Kami memiliki beberapa pilihan, dan kali ini kami memutuskan untuk tidak mengambil opsi apa pun," kata Trump di konferensi pers yang digelar di JW Marriott Hotel sekitar pukul 14.30.

Trump mengadakan konferensi pers tersebut beberapa jam usai mengadakan pertemuan bilateral dengan Kim Jong-un di Metropole Hotel.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menyatakan bahwa tim AS dan Korea Utara telah bekerja sama selama berminggu-minggu sebelum KTT ini demi melancarkan jalan menuju denuklirisasi yang ditetapkan pada KTT pertama di Singapura pada Juni 2018.

Menurutnya, baik AS maupun Korea Utara telah membuat kemajuan signifikan selama 36 jam terakhir.

"Sayangnya, kami tidak mendapatkan hasil akhir yang masuk akal bagi AS. Saya pikir Kim Jong-un pun berharap bahwa kita mencapai kesepakatan, kami memintanya untuk melakukan lebih banyak, tetapi dia tidak siap untuk melakukan itu," tutur Pompeo dalam kesempatan yang sama.

Namun, Pompeo mengungkapkan optimismenya dan berharap tim dari kedua negara akan kembali berunding di masa yang akan datang.

"Ini masalah yang sangat kompleks. Kami telah mengatakan sejak awal ini akan memakan waktu," lanjutnya.

Sponsored

Meski berharap bahwa KTT AS-Korea Utara dapat berjalan lebih jauh, Pompeo optimis kemajuan yang dibuat oleh kedua pemimpin selama dua hari terakhir memperbesar peluang bagi AS untuk meraih hasil yang optimal.

"Trump dan Kim Jong-un sama-sama merasa senang telah membuat kemajuan, walaupun tidak bisa mencapai kesepakatan yang lebih jauh pada saat ini," kata dia. "Saya harap kami akan melakukannya di pekan-pekan mendatang."

Menurut keterangan Trump, kegagalan KTT AS-Korea Utara pada dasarnya karena Korea Utara ingin sanksi atas negara mereka dicabut secara keseluruhan dan AS tidak bersedia melakukannya karena menganggap kesepakatan tersebut tidak seimbang.

"Mereka ingin sanksi dicabut tetapi mereka tidak mau melucuti operasi nuklir di situs yang kami inginkan," jelasnya.

Trump menerangkan, dirinya dan Kim Jong-un memiliki persepsi yang berbeda terkait denuklirisasi. Meski berbeda pandangan, tetapi langkah menuju denuklirisasi total Korea Utara, menurutnya, sudah selangkah lebih maju dibandingkan tahun lalu.

Presiden Trump percaya bahwa kesenjangan pemikiran terkait sanksi dan denuklirisasi itu dapat dijembatani seiring berjalannya diskusi.

Trump kemudian kembali mengulangi perkataan yang beberapa kali dia tekankan selama KTT AS-Korea Utara, bahwa Pyongyang memiliki potensi ekonomi yang sangat besar dan Washington bersedia membantu mereka mencapai potensi itu.

Namun, kondisi absolut yang harus dipenuhi hanya satu, Korea Utara harus menyingkirkan nuklir mereka.

Sang pemimpin Korea Utara, menurut Trump, sudah menyatakan kesediaannya untuk membongkar segala operasi nuklir milik negaranya. Tetapi dia ingin agar AS terlebih dahulu mencabut segala jenis sanksi.

"Saya sangat ingin mencabut sanksi itu karena ingin Korea Utara tumbuh. Negara itu memiliki banyak potensi, tetapi sayangnya kami harus menyerah karena tidak menemukan titik temu," jelas Trump.

Presiden ke-45 AS itu menolak untuk berkomentar ketika ditanya apakah akan memperkuat sanksi ke Korea Utara untuk menekan laju perundingan denuklirisasi.

"Sanksi yang sekarang diterapkan oleh AS adalah sanksi yang sangat kuat. Saya tidak ingin berbicara tentang peningkatan sanksi. Ada masyarakat di Korea Utara yang harus hidup juga, dan itu penting bagi saya," ungkapnya.

Trump mengatakan bahwa sikapnya terhadap Korea Utara telah berubah setelah lebih mengenal Kim Jong-un. 

Salah satu kemajuan yang didapat dari KTT AS-Korea Utara kali ini merupakan janji Kim Jong-un untuk tetap menangguhkan uji coba rudal dan persenjataan nuklir miliknya.

"Saya ingin menjaga hubungan dan salah satu hal penting yang dijanjikan Kim Jong-un kepada saya tadi malam adalah dia tidak akan melakukan uji coba. Saya percaya padanya, saya pegang kata-katanya," ungkap Trump.

KTT AS-Korea Utara menjadi sorotan dunia karena membawa kemungkinan terwujudnya perdamaian di Semenanjung Korea. Sejumlah negara seperti Jepang dan Korea Selatan pun menaruh harapan besar pada KTT di Hanoi itu.

Trump mengatakan akan segera menghubungi Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe serta Presiden Korea Selatan Moon Jae-in untuk memberi tahu kabar perkembangan terbaru. Trump menilai bahwa Presiden Moon Jae-in telah berperan banyak dan sangat membantu dalam proses mencapai kesepakatan.

"Saya akan memberi tahu bahwa proses ini sedang berjalan tetapi kami merasa tidak pantas menandatangani kesepakatan pada hari ini. Bisa saja tadi ada yang kami tandatangani, tapi saya rasa itu belum layak karena hasilnya tidak akan maksimal," katanya.

Dia menilai lebih baik mencapai kesepakatan dengan benar daripada hanya mementingkan kecepatan dan berbuah hasil akhir yang tidak maksimal.

Walaupun kedua pemimpin tidak berhasil mencapai kesepakatan pada KTT kali ini, Trump menuturkan bahwa hubungan keduanya masih sangat baik.

"Pertemuan pun diakhiri dengan sangat ramah, kami berjabat tangan. Ada kehangatan yang kami miliki dan saya harap itu tetap ada," jelas Trump.

Menlu Pompeo pun menggemakan pernyataan Trump. Dia menyatakan telah berbicara dengan Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong-ho untuk fokus melanjutkan perkembangan pembicaraan denuklirisasi.

"Banyak pihak yang berharap kami bisa memberikan hasil yang lebih baik, tetapi kami beranjak dari meja perundingan dengan semangat untuk terus bekerja menuju kesepakatan dari isu yang kompleks ini," lanjutnya.

Akibat adanya keterbatasan waktu, Trump mengeluhkan bahwa perbincangannya dengan Kim Jong-un pada pertemuan bilateral kali itu juga tidak dapat mencakup semua topik dan elemen pembahasan.

Trump juga mengangkat kemungkinan adanya inspeksi ke situs nuklir Korea Utara, menurutnya hal itu dengan mudah dapat dilakukan oleh AS karena sudah memiliki aturan terkait inspeksi.

"Inspeksi ke Korea Utara akan terjadi ... Pemerintah AS tahu banyak tempat dan situs yang tidak diketahui banyak orang. Kami dapat melakukan inspeksi yang sukses," jelas Trump.

Otto Warmbier

Presiden Trump mengatakan dia menyesali apa yang terjadi pada warga negara AS, Otto Warmbier, yang ditahan di Korea Utara selama 17 bulan sebelum dikembalikan ke AS pada 2017. Tidak lama setelah kepulangannya, Warmbier meninggal dunia.

Warmbier, seorang penduduk asli Ohio yang bersekolah di University of Virginia, bepergian ke Korea Utara melalui layanan tur. Dia ditangkap di bandara Pyongyang karena diduga telah mencuri poster propaganda dari lobi hotel. Dia didakwa melakukan kejahatan terhadap negara.

Orang tua Warmbier menuduh pemerintah Korea Utara telah menyiksa putra mereka hingga memicu kematiannya.

Trump mengatakan dia membahas masalah ini dengan Kim Jong-un. Menurutnya, sang pemimpin Korea Utara tidak mengetahui apa yang terjadi pada Warmbier.

"Saya benar-benar percaya dia tidak tahu tentang itu. Dia merasa buruk atas kejadian itu. Dia mengatakan kepada saya bahwa dia tidak tahu tentang itu, dan saya akan memegang perkataannya," tambahnya.

Akankah ada KTT ketiga?

Walaupun tidak dapat memberikan tanggal tepat, Trump tidak menutup kemungkinan akan adanya KTT ketiga AS-Korea Utara.

"Mungkin sebentar lagi, mungkin tidak akan ada KTT untuk waktu yang lama. Saya berharap akan terlaksana dengan segera," kata dia.

Sebelumnya, pukul 13.40 Gedung Putih mengeluarkan pernyataan yang menyebutkan bahwa tidak ada kesepakatan bersama yang dicapai antara Trump dan Kim Jong-un pada KTT AS-Korea Utara kali ini.

"Tidak ada kesepakatan yang dicapai saat ini, tetapi tim mereka masih-masing berharap untuk bertemu di masa yang akan datang," kata Sekretaris Pers Sarah Sanders dalam sebuah pernyataan.

Kendati demikian, Sanders mengatakan bahwa baik Presiden Trump maupun Kim Jong-un telah mengadakan pertemuan yang sangat baik dan konstruktif selama dua hari terakhir.

"Kedua pemimpin membahas berbagai cara untuk memajukan konsepsi nuklir dan ekonomi yang didorong," tuturnya.

Tanda-tanda pertama yang menunjukkan KTT AS-Korea Utara tidak berjalan sesuai dengan ekspektasi datang ketika kedua pemimpin tidak menghadiri makan siang yang dijadwalkan.

Trump justru kembali ke JW Marriot Hotel untuk mengadakan konferensi pers. Konferensi pers tersebut dimajukan dua jam, menggantikan acara yang seharusnya menjadi upacara penandatanganan kesepakatan yang dihadiri oleh dirinya dan Kim Jong-un.

Saat ini Trump telah kembali ke AS, sementara Kim Jong-un masih akan melanjutkan lawatannya di Vietnam hingga 2 Maret.

Sumber : CNN

Berita Lainnya
×
tekid