sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

KTT usai, Kim Jong-un tetap di Vietnam untuk kunjungan kenegaraan

Kunjungan kenegaraan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un di Vietnam berlangsung selama dua hari, dimulai dari hari ini.

Valerie Dante
Valerie Dante Jumat, 01 Mar 2019 10:34 WIB
KTT usai, Kim Jong-un tetap di Vietnam untuk kunjungan kenegaraan

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un resmi memulai kunjungan kenegaraan selama dua hari di Vietnam pada Jumat (1/3). Hal itu disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri Vietnam melalui sebuah pernyataan, tidak lama setelah KTT kedua Amerika Serikat-Korea Utara di Hanoi berakhir tanpa kesepakatan.

Donald Trump sudah meninggalkan Hanoi untuk kembali ke Washington pada Kamis (28/2) malam hari waktu setempat.

Pada Jumat sore, Kim Jong-un dijadwalkan bertemu dengan Presiden Vietnam Nguyen Phu Trong, yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam. Kemudian dia akan menghadiri perjamuan di pusat konvensi, Hanoi, pada malam harinya.

Sabtu (2/3), Kim Jong-un dilaporkan akan meletakkan karangan bunga di makam pendiri Vietnam, Ho Chi Minh. Setelahnya, dia akan bertemu dengan Perdana Menteri Nguyen Xuan Phuc sebelum akhirnya meninggalkan Vietnam menggunakan kereta.

Keretanya dijadwalkan berangkat dari stasiun Dong Dang pukul 18.30.

Kim Jong-un sendiri berangkat dari Pyongyang menggunakan kereta lapis baja dan tiba di Vietnam pada Selasa (26/2).

Pyongyang tidak akan mengubah posisi

Pasca-KTT, Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong-ho mengatakan posisi Pyongyang tidak akan berubah bahkan jika AS ingin melakukan perundingan lebih lanjut. Dia berbicara dalam sebuah konferensi pers pada larut malam usai Trump meninggalkan Vietnam.

Sponsored

Trump sebelumnya telah menegaskan bahwa AS menolak tuntutan Korea Utara yang meminta agar semua sanksi dicabut.

Tetapi pada konferensi pers tersebut, Ri Yong-ho menegaskan Korea Utara hanya meminta pencabutan sebagian sanski, bukan sepenuhnya. Dia mengatakan negaranya telah membuat proposal realistis, yang juga menyertakan pembongkaran lengkap pusat penelitian nuklir Yongbyon di bawah pengawasan pengamat AS.

"Usulan ini adalah langkah denuklirisasi terbesar yang dapat kita ambil pada tahap ini dengan mempertimbangkan tingkat kepercayaan yang ada saat ini antara Korea Utara dan AS," jelasnya.

Sebagai imbalannya, lanjut dia, Korea Utara hanya menginginkan pencabutan sebagian sanksi yang dinilai menghambat ekonomi dan mata pencaharian rakyat.

Dia memaparkan, Pyongyang juga menawarkan untuk menghentikan uji coba rudal nuklir secara permanen. Menurutnya, akan sulit untuk melihat peluang yang ada di KTT kali ini terulang lagi.

"Pendirian kami tidak akan berubah dan proposal kami tidak akan pernah berubah, bahkan jika AS mengusulkan untuk menggelar negosiasi lagi di masa depan," jelas Ri Yong-ho kepada wartawan.

Kedua kepala negara awalnya diharapkan untuk mengumumkan kemajuan pembahasan denuklirisasi Semenanjung Korea dan menandatangani perjanjian bersama pada Kamis. 

Namun, dalam konferensi pers setelah KTT AS-Korea Utara berakhir, Trump menyatakan AS tidak dapat mengabulkan permintaan pencabutan sanksi sepenuhnya yang diajukan oleh Korea Utara.

Presiden Trump kemudian meyakinkan rekan-rekannya dari Jepang dan Korea Selatan bahwa pembicaraan dengan Korea Utara akan berlanjut.

Menurut Sekretaris Pers Gedung Putih Sarah Sanders, dalam penerbangan pulang ke Washington, Trump secara terpisah telah menelepon Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in.

Dalam penerbangan yang sama, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mengatakan dia berharap bahwa para pejabat pemerintah Korea Utara dan AS dapat segera melanjutkan perundingan.

"Menurut saya perundingan ini akan memakan waktu," kata dia.

Pembahasan utama

Dalam konferensi pers yang dilakukan Trump, ada pertanyaan terkait jaringan fasilitas yang melampaui Yongbyon. 

Pasalnya pada Januari 2019, Stephen Biegun, utusan khusus AS untuk Korea Utara, mengatakan Pyongyang telah melakukan pembicaraan pra-KTT dan berkomitmen untuk menghancurkan semua fasilitas pengayaan plutonium dan uranium di negara itu.

Sang presiden AS juga menyarankan dalam konferensi persnya bahwa Kim Jong-un hanya menawarkan pelucutan fasilitas Yongbyon dan bukan seluruh fasilitas nuklir Korea Utara.

Yongbyon adalah satu-satunya sumber plutonium Korea Utara yang diketahui, tetapi negara itu diyakini memiliki setidaknya dua fasilitas lain untuk memperkaya uranium.

Presiden mengatakan, ketika dia menyinggung isu fasilitas kedua selain Yongbyon, delegasi Korea Utara terlihat terkejut dengan informasi yang diketahui AS.

Ada ketidakpastian tentang persepsi kedua pihak terkait denuklirisasi.

Washington sebelumnya mengatakan Korea Utara harus secara sepihak menanggalkan semua senjata nuklirnya dan menghancurkan semua fasilitas nuklir milik mereka sebelum ada pencabutan sanksi, tetapi permintaan itu menjadi titik rawan bagi Korea Utara.

Diperkirakan Kim Jong-un memandang denuklirisasi sebagai pengaturan bersama, di mana AS menarik kehadiran militernya di Semenanjung Korea.

Dalam konferensi persnya, Trump menegaskan bahwa baginya denuklirisasi berarti penyingkiran segala persenjataan nuklir. (BBC dan The Straits Times)

Berita Lainnya
×
tekid