sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pelaksanaan hukuman ekstrem akan berlanjut di Afghanistan

Padahal Taliban telah menjanjikan bentuk pemerintahan yang lebih ringan daripada masa jabatan mereka sebelumnya.

Elmo Julianto
Elmo Julianto Sabtu, 25 Sep 2021 11:19 WIB
Pelaksanaan hukuman ekstrem akan berlanjut di Afghanistan

Mantan kepala polisi Taliban Mullah Nooruddin Turabi mengatakan, hukuman ekstrem seperti eksekusi dan amputasi, akan berlanjut di Afghanistan.

Mullah mengatakan kepada AP News, bahwa amputasi diperlukan untuk keamanan.

Dia mengatakan hukuman ini mungkin tidak dijatuhkan di depan umum, karena mereka berada di bawah pemerintahan Taliban sebelumnya pada 1990-an.

Tetapi dia menepis adanya penolakan atas eksekusi publik mereka di masa lalu.

 "Tidak ada yang akan memberi tahu kami seperti apa hukum kami seharusnya," kata dia.

Sejak mengambil alih kekuasaan di Afghanistan pada 15 Agustus 2021, Taliban telah menjanjikan bentuk pemerintahan yang lebih ringan daripada masa jabatan mereka sebelumnya.

Namun sudah ada beberapa laporan pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan di seluruh negeri.

Pada  Kamis (23/9) misalnya, Human Rights Watch memperingatkan Taliban di Herat telah melarang kebebasan bergerak wanita di luar rumah mereka dan memaksakan aturan berpakaian wajib.

Sponsored

Dan pada Agustus 2021, Amnesty International mengatakan, bahwa pejuang Taliban berada di balik pembantaian sembilan anggota minoritas Hazara yang teraniaya.

Sekretaris Jenderal Amnesty Agns Callamard mengatakan pada saat itu ,bahwa "kebrutalan berdarah dingin" dari pembunuhan itu adalah pengingat akan catatan masa lalu Taliban, dan indikator mengerikan tentang apa yang mungkin dibawa oleh pemerintahan Taliban.

Beberapa hari sebelum Taliban menguasai Kabul, seorang hakim Taliban di Balkh Haji Badruddin mengatakan, kepada wartawan BBC, bahwa dia mendukung interpretasi keras dan literal kelompok itu terhadap hukum agama Islam.

"Dalam syariat kita sudah jelas, bagi mereka yang berhubungan seks dan belum menikah, baik perempuan atau laki-laki, hukumannya 100 cambukan di depan umum," kata Badruddin. "Tetapi bagi yang sudah menikah, harus dirajam sampai mati. Dan bagi yang ketahuan mencuri akan dipotong tangannya," kata dia lagi.

Pandangan garis keras ini selaras dengan beberapa orang Afghanistan yang ultra-konservatif.

Namun, kelompok itu sekarang menyeimbangkan keinginan untuk menarik basis konservatif mereka dengan kebutuhan untuk membentuk hubungan dengan komunitas internasional. Sejak berkuasa, Taliban telah mencoba menampilkan citra diri mereka yang lebih terkendali.

Sumber : BBC

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid