close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Pelaku penikaman di Prancis. Foto: NDTV
icon caption
Pelaku penikaman di Prancis. Foto: NDTV
Dunia
Minggu, 11 Juni 2023 06:06

Penikam 4 bocah di Prancis didakwa 'percobaan pembunuhan'

Anak bungsu yang diserang berusia 22 bulan. Dua anak berusia dua tahun, dan yang tertua berusia tiga tahun.
swipe

Pelaku penikaman enam orang termasuk empat anak kecil di Kota Annecy Alpine Prancis Kamis (8/6) didakwa "percobaan pembunuhan". Namun apa motivasi pelaku masih belum bisa diketahui.

Abdalmasih H "tidak ingin berbicara" selama 48 jam dalam tahanan polisi atau di hadapan hakim yang memimpin penyelidikan, kata jaksa penuntut umum Line Bonnet-Mathis dalam jumpa pers pada Sabtu.

Dia diperiksa oleh seorang psikiater yang menganggap kondisi kesehatannya sesuai dengan penahanannya.

“Saat ini, terlalu dini untuk menilai motivasinya,” kata Bonnet-Mathis, mengulangi bahwa motivasi penyerang tidak diketahui.

Dia menambahkan bahwa para korban tidak lagi dalam kondisi yang mengancam jiwa.

Warga negara Suriah berusia 31 tahun itu ditahan sehubungan dengan serangan Kamis pagi. Pihak berwenang Prancis mengatakan dia baru-baru ini ditolak suakanya di Prancis karena Swedia telah memberinya tempat tinggal permanen dan status pengungsi satu dekade lalu.

Anak bungsu yang diserang berusia 22 bulan. Dua anak berusia dua tahun, dan yang tertua berusia tiga tahun. Dua berkewarganegaraan Prancis, sedangkan dua lainnya berkewarganegaraan Inggris dan Belanda.

Dua orang dewasa juga menderita luka pisau. Salah satu orang dewasa terluka baik oleh pisau penyerang dan kemudian oleh tembakan yang ditembakkan oleh polisi saat mereka melakukan penangkapan, kata Bonnet-Mathis.

Rangkaian kekerasan

Prancis dikejutkan oleh sejumlah insiden kekerasan selama beberapa bulan terakhir, termasuk penikaman fatal pada bulan Mei terhadap seorang perawat di kota utara Reims. Juga bulan lalu, seorang pengemudi mabuk secara tidak sengaja membunuh tiga polisi.

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengecam apa yang dia sebut sebagai "proses decivilization" di negara itu, sementara anggota parlemen oposisi mengatakan pemerintahnya terlalu lemah dalam hukum dan ketertiban.

img
Fitra Iskandar
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan