sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Gubernur BI klaim RI lebih konkret lakukan diversifikasi mata uang nondolar daripada BRICS

Hingga Februari 2023, transaksi LCT tercatat mencapai US$975 juta atau rerata US$480 juta.

Erlinda Puspita Wardani
Erlinda Puspita Wardani Selasa, 18 Apr 2023 18:32 WIB
Gubernur BI klaim RI lebih konkret lakukan diversifikasi mata uang nondolar daripada BRICS

Negara-negara blok BRICS, yaitu Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, berencana melakukan dedolarisasi atau meninggalkan dolar Amerika Serikat (AS) dan diganti dengan mata uang lokal. Namun, gagasan itu diklaim tidak sekonkret Indonesia.

"Kami tidak mendengar itu. Mungkin yang dimaksud adalah melakukan diferensiasi penggunaan mata uang. Tapi, yang kami dengar memang negara-negara BRICS semakin menggunakan diversifikasi penggunaan uang ke arah nondolar," ujar Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG), Selasa (18/4).

Jika yang dimaksud diversifikasi mata uang, menurut Perry, Indonesia telah melakukannya dalam bentuk local currency transaction (LCT) atau memakai mata uang lokal untuk penyelesaian transaksi perdagangan dan investasi. Bahkan, beberapa negara di ASEAN, seperti Thailand, Malaysia, Singapura, dan Filipina, telah melakukan kerja sama transaksi pembayaran lintas negara sejak November 2022.

"Ini, kan, diversifikasi penggunaan mata uang lokal daripada penggunanmata uang dolar," ucapnya. Kerja sama kelima negara di ASEAN itu mencakup kode QR, fast payment, data, RTGS, dan transaksi mata uang lokal.

Bagi Perry, hal tersebut membuktikan bahwa RI bersama keempat negara ASEAN lainnya lebih konkret daripada BRICS. Bahkan, negara non-Asia Tenggara lainnya akan dan sudah terlibat, semisal Jepang dan bakal disusul Korea pada Mei mendatang.

Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti, menambahkan, Thailand, Malaysia, dan Jepang menjadi tiga negara dengan transaksi tertinggi dalam menggunakan LCT. China cenderung sedikit karena perekonomiannya masih masa pemulihan pascapandemi Covid-19.

Hingga Februari 2023, transaksi LCT tercatat mencapai US$975 juta atau rerata US$480 juta. Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan rata-rata tahun 2022 sebesar US$350 juta.

"Yang menarik adalah kalau dilihat dari pelaku LCT, saat ini sudah mencapai 2.014 pelaku. Sedangkan di 2022 baru sekitar 1.740-an. Dari 2021 ke 2022 naik dua kali lipat lebih," tutur Destry.

Sponsored

Dirinya optimistis LCT membantu pendiversifikasian perdagangan Indonesia dengan negara-negara terkait. "Ini akan sangat membantu sekali dalam rangka mendiversifikasi perdagangan kita dan mata uang global kita."

Berita Lainnya
×
tekid