sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Serangan rudal Rusia menyebabkan warga Ukraina mengantre untuk mendapatkan air

Wali Kota Vitaliy Klitschk mengatakan, sebesar 40% konsumen di Kyiv tetap tanpa air dan 270.000 rumah tidak memiliki listrik.

 Ghina Mita Yuniarsih
Ghina Mita Yuniarsih Rabu, 02 Nov 2022 09:20 WIB
Serangan rudal Rusia menyebabkan warga Ukraina mengantre untuk mendapatkan air

Rudal Rusia menghantam fasilitas utama di Ukraina, Kyiv pada Senin (31/10) waktu setempat. Atas periwstiwa tersebut, warga harus mengantre untuk mendapatkan air. Sebanyak 80% konsumen di Kyiv sengaja dibiarkan tanpa air setelah serangan.

Antrean panjang oleh warga untuk mengambil air dari pompa setelah perseduaan air mereka di berhentikan. Kemudian, lampu jalan dimatikan dan bus listrik menjadi bus konvensional.

Wali Kota Vitaliy Klitschk mengatakan, sebesar 40% konsumen di Kyiv tetap tanpa air dan 270.000 rumah tidak memiliki listrik.

Rusia menyampaikan, serangan itu dilakukan untuk kontrol militer, sistem energi Ukraina dan mengetahui semua target tercapai.

Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan, Ukraina telah didesak untuk mengurangi dan konsumsi listrik sangat hemat.
Pejabat Ukraina menyampaikan, sebanyak 18 fasilitas mereka menghasilkan energi dan dihantam oleh rudal Rusia dan drone di 10 wilayah.

Pertahanan udara Ukraina telah melakukan pencegatan rudal yang mendarat di kota perbatasan di Moldova. Dan menyebabkan kerusakan rumah-rumah tanpa adanya korban jiwa.

Salah satu karyawan kedutaan Rusia di Chisinau telah diberitahukan untuk meninggalkan wilayahnya.
Serangan tersebut terjadi setelah Rusia menyalahkan Ukraina atas serangan drone terhadap Armada Laut Hitamnya di semenanjung Krimea.

Presiden Putin menegaskan, serangan itu sebagai pembalasan.

Sponsored

Menteri pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov telah melakukan kampanye Rusia dengan Jenderal Sergei Surovikin, yang ditunjuk oleh Presiden Putin sebagai komandan barunya di Ukraina awal bulan ini.

Dalam konferensi pers tersebut, menteri mengatakan, pasukan Rusia telah mengubah rencana mereka setelah kedatangan Jenderal Surovikin dan secara terbuka berperang dengan penduduk sipil, bukan dengan angkatan bersenjata Ukraina.

Ia mengatakan, tujuannya adalah menimbulkan kekacauan dan kepanikan dalam populasi, “ketika sangat dingin dan gelap”.

Presiden Zelensky menggambarkan langkah tersebut sebagai terorisme. Sementara itu, warga Ukraina menganggap mereka tidak takut walaupun banyak yang marah karena warga sipil kembali menjadi target.

Ukraina mengatakan, sangat membutuhkan lebih banyak untuk pertahanan udara sebagai pertahanan di kota-kotanya. Dapat diketahui bahwa Jerman telah mengirim peralatan, sementara Inggris dan AS telah mengumumkan mereka akan melakukannya.

Sumber : BBC

Berita Lainnya
×
tekid