sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Syed Saddiq, menteri termuda sepanjang sejarah Malaysia

Bersama dengan 12 menteri dan 23 wakil menteri lainnya, Syed Saddiq diambil sumpahnya oleh Raja Malaysia Muhammad V di Istana Negara.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Selasa, 03 Jul 2018 11:46 WIB
Syed Saddiq, menteri termuda sepanjang sejarah Malaysia

Pemuda usia 25 tahun bernama Syed Saddiq Abdul Rahman menjadi pusat pemberitaan setelah pada Senin (2/7), ia ditunjuk sebagai menteri pemuda dan olahraga ke-18 Malaysia di bawah kabinet Mahathir Mohamad. 

Bersama dengan 12 menteri dan 23 wakil menteri lainnya, Syed Saddiq diambil sumpahnya oleh Raja Muhammad V di Istana Negara. Penunjukan ini menjadikan sosoknya sebagai menteri termuda dalam sejarah kabinet Malaysia.

Merdeka pada 31 Agustus 1957, generasi muda mendominasi Malaysia hari ini. Menurut Departemen Statistik yang dikutip dari South China Morning Post, Selasa (3/7), usia rata-rata penduduk Negeri Jiran adalah 28 tahun.

Terpilihnya Syed Saddiq dikabarkan tidak lepas dari fakta saat ini Malaysia dipimpin Mahathir Mohamad, pemimpin tertua di dunia yang terpilih dalam pemilu. Pada 10 Juli mendatang, usia Mahathir akan menyentuh angka 93 tahun atau dengan kata lain ia tiga kali lebih tua dari rata-rata rakyat Malaysia. 

Syed Saddiq dinilai merupakan jawaban atas pertanyaan bagaimana Mahathir membuat dirinya 'terhubung' dengan kalangan muda Malaysia. 

Terlahir dari keluarga kelas menengah di Johor, ayah Syed Saddiq merupakan seorang warga negara Singapura yang berprofesi sebagai pekerja konstruksi. Sementara, selain berprofesi sebagai guru bahasa Inggris di sekolah menengah, sang ibu juga mencari biaya tambahan dengan mengajar les. Demikian seperti dilansir Channel News Asia.

Nama Syed Saddiq muncul ke permukaan setelah menjuarai ajang Asian British Parliamentary (ABP) Debating Championship’s Asia Best Speaker. Ia tercatat tiga kali memenangkan kontes debat tersebut. 

Syed Saddiq kian mencuri perhatian saat menandatangani Deklarasi Rakyat pada Maret 2016, yang salah satunya menuntut perdana menteri saat itu, Najib Razak, mengundurkan diri. Turut serta dalam penandatanganan adalah Mahathir. 

Sponsored

Pemuda kelahiran 6 Desember 1992 ini menolak bergabung dengan UMNO. Ia justru memilih berlabuh di Parti Pribumi Bersatu Malaysia (PPBM) yang dinakhodai Dr M, sapaan lain Mahathir.

Syed Saddiq menjabat sebagai ketua Armada, sayap pemuda PPBM. Kelak, PPBM menjadi bagian dari koalisi Pakatan Harapan yang dibentuk untuk menumbangkan Najib.

Bagi Syed Saddiq, terpilihnya ia sebagai anggota kabinet merupakan pengakuan signifikan Pakatan Harapan akan 'pandangan dan suara' generasi muda Malaysia.

"Kami berharap penunjukan ini akan membuka lebih banyak kesempatan bagi generasi muda untuk memperjuangkan diri mereka di masa depan. Anak muda bukan hanya pemimpin masa depan, tapi juga (pemimpin) hari ini," ujar Syed Saddiq yang merupakan alumni Royal Military College usai dilantik.

Sarjana hukum jebolan International Islamic University Malaysia (IIUM) itu lebih lanjut menjelaskan hal utama yang ingin ia lakukan sebagai menteri adalah membawa perubahan sikap dan budaya di kalangan generasi muda.

Syed Saddiq pun menjanjikan, pemuda akan terus menjadi fokus utama agenda pembangunan negara. 

"Pemerintah saat ini adalah pemerintah yang inklusif dan selalu memprioritaskan prestasi dalam ide dan kontribusi tanpa memandang usia dan latar belakang," ujar bungsu dari empat bersaudara ini.

Pada tahun 2017, Syed Saddiq menolak tawaran beasiswa senilai kurang lebih 400 ribu ringgit Malaysia untuk melanjutkan studi di Oxford University, Inggris. Penolakannya beralasan, ia harus 'mereformasi dan melayani rakyat Malaysia'.

Dalam pemilu ke-14 Malaysia yang berlangsung pada 9 Mei lalu, Syed Saddiq berhasil memenangkan kursi parlemen Muar. Ia mengalahkan petahana, Razali Ibrahim, dengan meraih 6.953 suara.

Menjembatani kesenjangan antara Mahathir dan generasi muda dinilai akan menjadi tantangan tersendiri bagi Syed Saddiq, mengingat ada perbedaan nyata antara keduanya. Tidak hanya pada sejumlah isu klasik seperti kebebasan sipil, melainkan juga pada persoalan yang lebih substantif seperti ekonomi. 

Namun bagaimanapun, sejarah mencatat sosok Syed Saddiq telah menjadi bagian penting dari strategi Mahathir untuk meraup sokongan dari kaum muda Malaysia.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid