

5 kemampuan dasar untuk merawat lansia

Jumlah penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia cukup banyak dan terus meningkat. Pada 2023, sekitar 29 juta penduduk Indonesia atau hampir 12% dalam kategori lansia. Bahkan, diperkirakan jumlah ini akan terus bertambah hingga mencapai 66 juta jiwa pada 2045.
Fenomena membuat generasi milenial dan Z berjibaku memainkan peran ganda sebagai pekerja tulang punggung keluarga dan juga sebagai perawat orang tua.
Beberapa hal kemampuan dasar yang perlu dimiliki milenial dan generasi Z dalam merawat lansia meliputi keterampilan komunikasi, pemahaman psikologi lansia, pengetahuan dasar medis, manajemen waktu, serta kemampuan memberikan perawatan yang penuh empati dan kesabaran. Selain itu, penting juga untuk memiliki pemahaman tentang nutrisi lansia dan kemampuan dalam menangani situasi darurat. Berikut 5 kemampuan dasar untuk merawat lansia, dikutip dari NTUC Health.
Komunikasi yang efektif
Komunikasi yang efektif, termasuk mendengarkan secara aktif, adalah kunci merawat lansia, untuk memahami kebutuhan dan preferensi lansia. Sangat penting untuk bersikap sabar dan hormat dalam percakapan, memastikan orang yang lebih tua merasa didengar dan dipahami.
Komunikasi pun bisa membuat Anda mengoordinasikan perawatan lebih baik dengan penyedia layanan kesehatan dan anggota keluarga. Hal ini bisa dipupuk dengan mendengarkan pihak lain secara aktif dan memahami apa yang mereka rasakan.
Komunikasi tak cuma bersifat verbal. Kontak mata, bahasa tubuh, dan ekspresi Anda pun merupakan isyarat visual bagi lansia. Terutama dalam menangani lansia dengan kondisi, seperti demensia, yang mungkin mengalami kesulitan dalam mengungkapkan keinginan mereka, komunikasi amat penting.
Cobalah untuk tidak berdebat dengan mereka. Sebaliknya, tenangkan mereka dan cari tahu dengan lembut apa masalahnya. Sentuhan, seperti memegang tangan, juga dapat membantu untuk menarik perhatian mereka dan menunjukkan Anda peduli.
Kesabaran dan empati
Orang yang lebih tua mungkin memiliki respons yang lebih lambat, kesulitan memahami, atau keterbatasan fisik. Oleh karena itu, perlu kesabaran dan empati sangat penting untuk memberikan perawatan suportif tanpa menyebabkan frustrasi atau tekanan.
Hal ini terutama penting saat memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang tinggal di rumah yang sama. Bila kesabaran mulai menipis, jangan ragu untuk menjauhkan diri dari situasi tersebut sebentar dan kembali untuk terus memberikan perawatan saat sudah tenang. Berpindah ke ruangan lain atau secangkir teh dapat membantu.
Pertolongan pertama dasar
Pengetahuan tentang pertolongan pertama dasar, termasuk cara menanggapi jatuh, cedera, atau penyakit mendadak, dapat menjadi penting dalam memastikan keselamatan dan kesejahteraan orang yang lebih tua.
Dalam beberapa keadaan darurat, seperti strok, serangan jantung, atau tersedak, beberapa menit pertama sangatlah penting. Memiliki pengetahuan tentang pertolongan pertama dan resusitasi jantung paru dapat membantu memberikan intervensi segera yang diperlukan yang dapat menghasilkan prognosis medis yang jauh lebih positif.
Bagi para lansia yang berisiko jatuh, keterampilan pertoongan pertama untuk menangani cedera ringan, seperti lecet atau memar akan sangat membantu. Kemampuan mengenali kapan layanan medis atau darurat dibutuhkan juga dan akan sangat berguna.
Manajemen waktu
Mencatat jadwal harian orang tua, pengobatan, janji temu, pengeluaran harian, dan banyak lagi menjadi tugas Anda sebagai pengasuh. Menemukan jadwal yang tepat, bisa membantu mengembangkan kebiasaan dan mengelola ekspektasi terhadap kebutuhan perawatan, dan juga memberi Anda kesempatan untuk memastikan Anda memiliki waktu untuk kebutuhan sendiri.
Membuat kalender atau catatan yang terperinci juga bisa membantu Anda mengatur waktu dengan lebih efisien, bahkan bisa mengikuti informasi, perubahan, atau acara baru. Memahami keterbatasan Anda dan membuat perencanaan lebih awal juga akan mengurangi kesenjangan dalam cakupan, sehingga Anda bisa menjadwalkan pekerjaan di sekitar janji temu atau menghubungi dukungan perawatan profesional kapan pun diperlukan.
Kesadaran emosional
Sebagai seorang pengasuh, mungkin ada saatnya Anda menjadi terlalu fokus pada kebutuhan orang tua yang sudah lansia, dan mengesampingkan kebutuhan sendiri. Maka, ada baiknya Anda menyadari kondisi emosional sendiri dan mengambil tindakan pencegahan sebelum kewalahan. Kelelahan sebagai pengasuh bisa berdampak signifikan pada kesehatan dan kemampuan Anda untuk terus merawat lansia.
Untuk mendapatkan kembali keseimbangan emosional, belajarlah mengenali pemicu dan kecenderungan Anda. Sebab, ini akan membantu Anda mengelola emosi diri sendiri dengan lebih baik. Terkadang, meminta bantuan profesional, seperti konseling atau terapi, dapat memberikan dukungan yang sangat berharga bagi pengasuh.


Tag Terkait
Berita Terkait
Problem lansia RI: Miskin, beban keluarga, tak dilindungi negara
Orang tertua di dunia meninggal di usia 116 tahun
Bahayanya lansia mengurus uang di bank
Wanita Jepang berusia 116 tahun akan dinobatkan sebagai orang tertua di dunia

