close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi ayam jantan./Foto jhenning/Pixabay.com
icon caption
Ilustrasi ayam jantan./Foto jhenning/Pixabay.com
Sosial dan Gaya Hidup - Satwa
Rabu, 09 Juli 2025 06:03

Apakah ayam jantan selalu berkokok di pagi hari?

Kita kerap mendengar ayam jantan berkokok di pagi hari. Namun, apakah itu konsisten?
swipe

Tentu kita pernah dengar ayam jantan berkokok saat pagi hari, ketika matahari mulai terbit. Namun, apakah ayam jantan itu konsisten berkokok di pagi hari?

Sebuah studi yang dikerjakan para peneliti dari Universitas Nagoya, terbit di Current Biology (2013) bertajuk “Circadian clock determines the timing of rooster crowing” menemukan, ayam jantan tak memerlukan cahaya matahari yang baru terbit untuk mengetahui kapan fajar menyingsing. Mereka memiliki jam biologis sendiri, memberi tahu tentang waktu.

Para peneliti mempelajari dasar-dasar genetik vokalisasi bawaan—atau perilaku yang tidak dipelajari seperti berkokok pada ayam—dan menemukan, ayam jantan tak memerlukan isyarat cahaya eksternal untuk mengetahui kapan harus berkokok.

Dua peneliti itu, Tsuyoshi Shimmura dan Takashi Yoshimura, menempatkan ayam jantan PNP—strain ayam ras yang sering digunakan di laboratorium karena kesamaan genetiknya—lewat dua percobaan cahaya yang berbeda.

Dalam percobaan pertama, ayam jantan mengalami 12 jam cahaya terang dan 12 jam cahaya redup selama 14 hari. Mereka menemukan, ayam jantan akan mulai berkokok dua jam sebelum cahaya mulai muncul. Dalam percobaan kedua, ayam jantan dipelihara saat kondisi cahaya redup sepanjang 24 jam selama 14 hari. Ayam-ayam itu mulai berlari pada hari yang berdurasi 23,8 jam dan akan berkokok ketika mereka mengira hari sudah fajar.

Ketika para ilmuwan memaparkan ayam jantan pada rangsangan suara dan cahaya untuk menguji apakah isyarat eksternal juga dapat memicu kokok, mereka menemukan bahwa ayam-ayam tersebut lebih sering berkokok di pagi hari dibandingkan waktu lain dalam sehari. Ini menunjukkan bahwa jam biologis internal ayam jantan lebih dominan dibandingkan pengaruh dari luar.

Para peneliti juga menemukan bahwa urutan sosial di antara ayam jantan memengaruhi waktu mereka berkokok.

"Kokok adalah sinyal peringatan untuk menandai wilayah kekuasaan. Data awal kami menunjukkan bahwa ayam jantan dengan peringkat sosial tertinggi memiliki hak istimewa untuk ‘menyambut fajar’ lebih dulu, sementara ayam jantan dengan peringkat lebih rendah cukup sabar menunggu dan mengikuti ayam jantan tertinggi setiap pagi," kata Takashi Yoshimura, dikutip dari National Geographic.

Menurut Grubbly Farms, ayam memiliki kelenjar pineal yang terletak di bagian atas otak dan mampu mendeteksi cahaya lewat fotoreseptor yang mirip dengan yang ada di mata. Baik ayam jantan maupun betina memiliki kelenjar ini. Pada ayam betina, kelenjar pineal berperan penting dalam mendeteksi cahaya untuk mendukung produksi telur. Sementara pada ayam jantan, kelenjar ini memicu perilaku seperti berkokok.

Kelenjar pineal memproduksi hormon melatonin dan mengatur ritme sirkadian—jam biologis yang mengatur berbagai fungsi tubuh, seperti pola tidur, produksi telur, hingga waktu mengerami telur. Ayam jantan dikenal mampu "merasakan" datangnya fajar dan berkokok lebih dulu berkat ritme sirkadian internalnya, yang berdurasi sekitar 23,8 jam. Dengan demikian, mereka bisa memprediksi waktu pagi bahkan sebelum matahari terbit.

Karena jam internal ini dipengaruhi cahaya, ayam jantan juga akan berkokok sebagai respons terhadap pencahayaan buatan. Perubahan cahaya akibat faktor lain, seperti badai, juga bisa memicu kokok ayam.

Jika Anda memelihara ayam jantan di halaman rumah, Anda akan segera menyadari kokoknya tidak berhenti begitu saja setelah matahari terbit. Faktanya, ayam jantan bisa berkokok sepanjang hari—bukan hanya di pagi hari.

Meskipun tidak memiliki jadwal kokok yang pasti, ayam jantan paling sering berkokok di pagi dan sore hari. Ini adalah waktu ketika kadar hormon mereka sedang tinggi dan dorongan seksualnya paling kuat. Bahkan, ayam jantan kadang berkokok setelah kawin dengan ayam betina.

Jika hanya ada satu ayam jantan dalam kawanan, ia cenderung berkokok lebih jarang. Namun, kehadiran ayam jantan lain—baik dalam satu kelompok maupun di sekitarnya—bisa memicu ayam jantan untuk berkokok lebih sering dan saling bersahutan.

Usia juga berpengaruh: ayam jantan muda cenderung lebih aktif berkokok dibandingkan yang sudah tua. Selain itu, suara-suara tertentu seperti kendaraan yang lewat, mesin traktor yang menyala, atau pintu yang dibuka dan ditutup juga dapat memicu ayam jantan untuk berkokok karena dianggap sebagai perubahan dalam lingkungan.

Kadang, ayam jantan bisa terdengar berkokok di tengah malam. Meskipun terdengar aneh, ini biasanya terjadi karena adanya gangguan seperti cahaya lampu kendaraan atau suara mendadak yang membuatnya terbangun dan "mengumumkan" keberadaannya.

“Dengan kata lain, kokok ayam jantan bukan sekadar penanda pagi—ia adalah bentuk komunikasi kompleks yang dipengaruhi oleh cahaya, lingkungan, usia, bahkan status sosialnya dalam kawanan,” tulis Grubbly Farms.

img
Fandy Hutari
Reporter
img
Fandy Hutari
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan