close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi gigitan nyamuk. /Foto Unsplash
icon caption
Ilustrasi gigitan nyamuk. /Foto Unsplash
Sosial dan Gaya Hidup
Jumat, 24 Oktober 2025 17:07

Akhirnya nyamuk terbang sampai ke Islandia

Selama ini, selain Antartika, negara itu dikenal bebas nyamuk. Mengapa nyamuk sampai ke sana?
swipe

Adakah negara di dunia ini yang bebas nyamuk? Ternyata, Islandia memegang status itu. Di negara ini, setidaknya sebelum bulan ini, serangga penghisap darah itu tak pernah ditemukan.

Padahal, negara-negara tetangganya, yakni Norwegia, Skotlandia, dan Greenland, merupakan rumah bagi beragam spesies nyamuk. Kenapa?

Para ilmuwan punya beberapa teori. Menurut Live Science, negara kepulauan itu terpisah lautan yang membentang ratusan kilometer dari negara-negara tetangganya. Hal ini menjadi penghalang alami yang menyulitkan nyamuk untuk terbang.

Bersama Antartika, di Islandia tak pernah terkonfirmasi ada nyamuk. Namun, bulan ini, status tersebut runtuh.

Bulan ini, keberadaan nyamuk terungkap karena seutas tali di sebuah taman yang disiram dengan anggur merah. Seorang penggemar serangga bernama Bjorn Hjaltason bertahun-tahun menarik serangga ke halaman rumahnya menggunakan metode yang dikenal sebagai wine roping, yakni teknik memancing serangga dengan kain yang dicelupkan ke dalam anggur bergula.

“Biasanya, anggur itu menarik ngengat,” kata seorang entomolog di Natural Science Institute of Iceland, Matthias S. Alfredsson, dikutip dari New York Times.

“Namun, pada Kamis (16/10) lalu, Hjaltason memperhatikan, ada serangga yang tidak biasa.”

Dia lantas mengirim foto kepada Alfredsson. Kemudian, Alfredsson datang untuk memeriksa. Alfredsson mengonfirmasi, ada tiga ekor nyamuk—dua betina dan satu jantan—yang ditemukan.

“Ini adalah pertama kalinya nyamuk ditemukan di alam liar Islandia,” ujar Alfredsson.

Ilustrasi Kota Reykjavik di Islandia./Foto robingileo/Pixabay.com

Apa penyebabnya?

Sebelumnya, profesor emeritus limnologi—studi tentang danau dan air tawar—di University of Iceland, Gisli Mar Gislason kepada Reykavik Grapevine, dikutip dari Live Science mengatakan, nyamuk memang bisa terbawa ke dalam pesawat.

Dia pernah menangkap seekor nyamuk dalam penerbangan dari Greenland ke Islandia. Nyamuk juga bisa bertahan hidup berjam-jam di roda pendaratan pesawat, bahkan dalam suhu beku.

Gislason menjelaskan, bisa saja nyamuk membangun populasi di negara itu karena Islandia punya banyak kolam dan rawa di dekat bandaranya. Akan tetapi, iklim Islandia keras.

Ahli biologi serangga dan asisten profesor di London School of Hygiene & Tropical Medicine, Robert Jones menerangkan kepada Live Science, larva nyamuk membutuhkan air cair yang tidak beku untuk berkembang.

Di wilayah yang sangat dingin seperti Arktik Kanada, beberapa spesies nyamuk dapat bertahan dengan memasuki masa dormansi pada tahap telur, sehingga mampu hidup berbulan-bulan di air beku.

“Di daerah yang lebih hangat, seperti sebagian wilayah Eropa tengah, nyamuk bisa bertahan selama musim dingin dalam bentuk telur atau larva di perairan yang relatif terlindung dan tidak membeku, atau sebagai nyamuk dewasa yang bersembunyi di liang dan tempat perlindungan lainnya,” kata Jones.

Sementara iklim Islandia berada di antara dua kondisi ekstrem tersebut. Musim dingin yang panjang, ditambah siklus beku-cair yang sering terjadi pada musim gugur dan semi, membuat air di kolam atau rawa membeku, mencair, lalu membelu kembali berulang kali.

“Siklus ini mengganggu proses perkembangan dan membunuh telur serta larva nyamuk sebelum sempat menjadi dewasa, sehingga populasi nyamuk sulit terbentuk,” tutur Jones.

Pertanyaannya, apakah nyamuk yang ditemukan Hjaltason lalu dikonfirmasi Alfredsson itu hanya “turis” yang tak sengaja terbawa pesawat, dan berumur pendek? Atau awal dari populasi baru?

Dikutip dari The Guardian, nyamuk yang ditemukan di Kidafell, Islandia itu adalah jenis Culiseta annulata. Spesies ini tahan dingin dan bisa bertahan hidup dalam kondisi iklim Islandia yang keras, dengan berlindung selama musim dingin di ruang bawah tanah dan lumbung.

Kata kuncinya adalah perubahan iklim yang cepat. Menurut The Guardian, penelitian menunjukkan, wilayah Arktik memanas empat kali lebih cepat daripada wilayah lain di planet ini. Dan, Islandia mengalami rekor suhu panas tahun ini.

“Gletser telah runtuh dan ikan dari wilayah selatan yang lebih hangat seperti makerel telah ditemukan di perairan negara itu,” tulis The Guardian.

Semakin menghangatnya Bumi, semakin banyak spesies nyamuk yang ditemukan di seluruh dunia. Di Inggris, telur nyamuk Aedes aegypti ditemukan tahun ini, dan nyamuk Aedes albopictus juga ditemukan di Kent, Inggris.

“Nyamuk-nyamuk ini merupakan spesies invasif yang dapat menyebarkan penyakit tropis seperti demam berdarah, chikungunya, dan virus Zika,” tulis The Guardian.

Kepada Live Science, Robert Jones mengatakan, musim semi dan musim gugur yang lebih hangat dapat menciptakan periode genangan air yang lebih lama, yang memungkinkan nyamuk untuk membangun populasi permanen.

Live Science mencatat, ini bukan pertama kalinya zona bebas nyamuk menghilang. Hawaii, kepulauan paling terisolasi di dunia, pernah bebas nyamuk hingga tahun 1826. Sebelum akhirnya kapal-kapal Eropa dan Amerika secara tidak sengaja membawa nyamuk. Berkat iklim Hawaii yang mendukung, nyamuk berkembang biak dan menyebar dengan cepat.

Meski nyamuk berpotensi berkembang di Islandia, tetapi risiko munculnya spesies pembawa penyakit tetap sangat rendah. Sebab, dijelaskan Jones, jenis nyamuk seperti Aedes, yang dikenal menularkan penyakit demam berdarah dan chikungunya, membutuhkan iklim tropis atau subtropis untuk bisa bertahan hidup.

“Walau Eropa selatan menghadapi peningkatan risiko wabah semacam itu akibat perubahan iklim dan transportasi modern, hasil studi pemodelan menunjukkan, Eropa utara sebagian besar masih akan tetap tidak cocok untuk penularan demam berdarah, bahkan hingga tahun 2080,” ujar Jones kepada Live Science.

img
Fandy Hutari
Reporter
img
Fandy Hutari
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan