sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Berbelanja menjadi penebus gagalnya liburan

Minat berbelanja meningkat saat banyaknya pembatalan rencana liburan.

Nadia Lutfiana Mawarni
Nadia Lutfiana Mawarni Selasa, 28 Des 2021 15:34 WIB
Berbelanja menjadi penebus gagalnya liburan

Pandemi Covid-19 dengan kemunculan varian terbarunya, yakni Omicron mungkin akan mengacaukan rencana liburanmu. Namun, sejumlah survei menyebutkan kacaunya rencana liburan tak berdampak signifikan pada aktivitas belanja akhir tahun, terutama dalam sistem online.

Data global yang dihimpun The Associated Press hari ini (28/12) menyebutkan, ratusan penerbangan dibatalkan pada Minggu ini karena bertepatan dengan perayaan Natal dan aturan bepergian.

Situs Flight Aware menunjukan, lebih dari 1.100 penerbangan yang masuk atau keluar Amerika Serikat dibatalkan. Angka itu naik setelah data pada Sabtu (25/12) menunjukan angka pembatalan mencapai 1.000 tiket. Sekitar 130 penerbangan juga sudah dibatalkan kemarin (27/12).

Berbanding terbalik, konsumen Amerika Serikat tampak tetap tidak gentar dengan kebiasaan belanja. Mastercard Spending Pulse yang melacak semua jenis pembayaran termasuk kartu tunai dan debit melaporkan, pada Minggu (26/12) penjualan telah meningkat 8,5% dari tahun sebelumnya. Kenaikan tahunan itu terbesar dalam 17 tahun.

Dibeberkan, Mastercard Spending Pulse memperkirakan peningkatan 8,8%. Hingga 24 Desember 2021 tercatat kenaikan didorong oleh pembelian pakaian dan perhiasan. Penjualan saat liburan pun naik 10,7% dibandingkan dengan periode liburan pra-pandemi 2019.

Pandemi Covid-19 dan varian Omicron secara spesifik mengalihkan pengeluaran orang-orang dari liburan ke e-commerce dengan jumlah penjualan yang semakin kuat. 

"Anda akan melihat peningkatan belanja online dan sedikit perlambatan kinerja toko fisik, 2021 adalah momentum untuk konsumen," ujar Penasihat Senior Mastercard dan mantan CEO Saks Inc, Steve Sadove.

Sementara dia menjelaskan, terkait dengan pembatasan berpergian, terbatasnya alat tes untuk mendeteksi Covid-19 untuk keperluan perjalanan menjadi salah satu penyebabnya. Permintaan untuk tes telah meningkat di tengah lonjakan Omicron.

Sponsored

"Kami jelas harus melakukan yang lebih baik," kata ilmuwan bernama Anthony Fauci. 

Kondisi ini juga diperkirakan bakal berlangsung lebih panjang bahkan hingga setelah Januari 2022.

Fauci mengatakan dia senang dengan bukti bahwa Omicron menyebabkan penyakit yang tidak begitu parah bagi kebanyakan orang. Tetapi, dia memperingatkan agar tidak lengah karena persebaran penyakit dapat terjadi dengan begitu cepat.

Berita Lainnya
×
tekid