sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Joging dan yoga efektif mengatasi gejala depresi

Hal itu ditemukan peneliti dari University of Malaga, Juan Angel Bellon dalam risetnya di British Medical Journal (2024).

Fandy Hutari
Fandy Hutari Sabtu, 17 Feb 2024 06:35 WIB
Joging dan yoga efektif mengatasi gejala depresi

Depresi adalah salah satu masalah kesehatan mental yang banyak dialami orang. Menurut World Health Organization (WHO) menyebut, diperkirakan 3,8% populasi atau 280 juta orang di dunia mengalami depresi. Depresi bisa disebabkan karena mengalami pelecehan, kehilangan, atau peristiwa-peristiwa yang membuat stres lainnya.

Akibat depresi, lebih dari 700.000 orang meninggal karena bunuh diri setiap tahun. Ironisnya, lebih dari 75% orang di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah tak menerima pengobatan yang efektif untuk gangguan mental ini.

Namun, sebenarnya ada cara untuk mengatasi gejala depresi yang murah dan mudah. Peneliti dari University of Malaga, Juan Angel Bellon dalam risetnya di British Medical Journal (2024) menemukan, berlari pelan atau joging, yoga, dan olahraga berat bermanfaat untuk menangani depresi dibandingkan jenis olahraga lainnya.

“Secara umum, olahraga berkelompok tidak lebih efektif dibandingkan olahraga individu, kecuali yoga,” tulis Bellon.

“Efek olahraga lebih unggul dibandingkan antidepresan, meskipun ketika olahraga dikombinasikan dengan antidepresan efeknya lebih baik.”

Penelitian ini menilai 218 uji coba yang relevan dan melibatkan 14.170 peserta, yang membandingkan olahraga untuk mengatasi depresi dengan pengobatan yang sudah dilakukan, seperti antidepresan dan terapi perilaku kognitif. Selain yoga dan joging, aerobik campuran serta tai chi juga mampu mengatasi depresi.

Dikutip dari Health Line, psikolog klinis Charlote Russell mengatakan, kemungkinan ada beberapa hal yang bisa menjelaskan pengaruh olahraga terhadap suasana hati. Salah satunya, dampak zat kimia saraf, termasuk dopamin, serotonin, dan endorfin yang dilepaskan saat berolahraga.

Serotin, tulis Health Line, membuat stabil suasana hati, dopamin berkontribusi pada perasaan habagia, sedangkan endorfin dapat memberikan rasa senang yang alami. Russell menambahkan, olahraga menciptakan keterlibatan sosial dalam rutinitas. Semua faktor ini bisa memengaruhi kesehatan mental.

Sponsored

“Rutin berolahraga bakal memutus siklus memburuknya suasana hati dan menurunnya aktivitas yang biasa kita lihat pada depresi,” tutur Russell dalam Health Line.

“Ketika kita tidak aktif dan tak menggerakkan tubuh kita, hal ini dapat menyebabkan rasa lesu dan rendahnya motivasi.”

Russell menambahkan, manfaat joging karena olahraga ini kerap dilakukan di luar ruangan. “Hal ini biasanya memberikan perasaan terhubung dengan alam, dan kita tahu, ini dapat bermanfaat secara psikologis,” ucap dia.

Yoga melatih untuk fokus pada pernapasan. Hal ini, menurut Russell dapat mengurangi perasaan cemas dan menciptakan kesadaran akan keadaan diri sendiri. Russell menjelaskan, olahraga yang mengandalkan kekuatan pun dapat membantu seseorang merasa lebih kuat dan memungkinkan menyelesaikan tugas sehari-hari dengan lebih mudah.

“Ini memiliki efek perlindungan pada perasaan dan suasana hati kita,” ujarnya.

Tahun lalu, beberapa peneliti asal Australia pun meriset hubungan antara olahraga dan gejala depresi pada orang dewasa. Dalam riset yang diterbitkan British Journal of Sports Medicine tersebut, para peneliti menyebut, semua jenis olahraga efektif untuk meningkatkan kesehatan mental seseorang.

Penelitian itu melibatkan 128.000 peserta dengan 1.000 uji coba. Riset menemukan, aktivitas fisik bisa mengobati depresi dan kecemasan ringan hingga sedang lebih efektif dibandingkan pengobatan konvensional, seperti terapi.

“Dan rata-rata, kami menemukan bahwa obat ini (aktivitas fisik) 1,5 kali lebih efektif dibandingkan obat-obatan,” ujar salah seorang peneliti dalam riset itu, Ben Singh dari University of South Australia, seperti dikutip dari ABC.

“Ada banyak bukti kuat yang menunjukkan, orang yang aktif secara rutin (olahraga) dalam jangka waktu lama memiliki tingkat diagnosis kondisi kesehatan mental yang lebih rendah.”

ABC menulis, olahraga juga terbukti memicu efek struktural dan biologis pada otak. Olahraga telah terbukti membantu mengurangi peradangan otak, mendorong pertumbuhan neuron, dan memicu pelepasan zat kimia yang meningkatkan suasana hati, seperti serotonin.

Singh dan rekan-rekannya menemukan, berjalan kaki, bersepeda, berenang, berlari, atau berolahraga tim dapat membantu meringankan gejala depresi dan kecemasan. Selain itu, olahraga kekuatan dan ketahanan punya dampak besar pada gejala depresi.

Olahraga pikiran-tubuh seperti tai chi dan yoga, disebut paling efektif dalam mengurangi kecemasan dan gejala depresi. Intinya, riset tersebut menemukan, semakin sering olahraga, semakin besar peningkatan kesejahteraan mental.

“Tapi yang penting adalah kami menemukan, olahraga dengan intensitas rendah, seperti berjalan-jalan santai di luar ruangan, masih sangat bermanfaat,” kata Singh.
 

Berita Lainnya
×
tekid