Meskipun hanya travelling sebentar di luar angkasa, diva pop asal Amerika Serikat (AS) Katy Perry sah jadi astronot. Menumpang wahana New Shepard milik Blue Origin, Perry dan sejumlah rekannya sukses menembus garis Karman, batas antara antara atmosfer bumi dan ruang angkasa.
Selain Perry, misi luar angkasa yang diberi kode NS-31 diikuti lima perempuan lainnya, yakni Lauren Sánchez, Gayle King, Aisha Bowe, Amanda Nguyen, dan Kerianne Flynn. Kapsul ruang angkasa Perry dan kawan-kawan diluncurkan pada 14 April 2025 dari Texas, AS.
Sebelum penerbangan, Blue Origin, perusahaan yang didirikan oleh Jeff Bezos, melatih Perry dan para perempuan itu mengenai cara mengoperasikan kapsul dan membekali mereka dengan pengetahuan untuk bertahan hidup di luar angkasa.
"Ini (perjalanan ke luar angkasa) adalah pengalaman puncak tertinggi. Saya sangat merekomendasikan pengalaman ini," kata Perry seperti dikutip dari New York Post.
Sepanjang 10 menit perjalanan, Perry terekam menyanyikan lagu "What a Wonderful World" yang dipopulerkan Louis Armstrong. Perry sengaja tak memilih lagu miliknya sendiri.
"Ini tentang energi kolektif di sana. Ini tentang kita. Ini tentang memberi ruang bagi perempuan masa depan... Ini tentang dunia indah yang kita lihat di luar sana," kata dia.
Dalam penerbangan itu, Perry membawa simbol berupa bunga aster putih untuk putrinya. Itu juga jadi simbol pesan cinta dan kesadaran untuk merawat Bumi. Lewat perjalanan luar angkasa itu, Perry menunjukkan bahwa ruang angkasa kini juga terbuka bagi warga sipil, bukan hanya untuk eksplorasi militer dan ilmiah saja.
Siapa saja pemain di bisnis wisata luar angkasa?
Blue Origin bukan satu-satunya penyedia jasa wisata luar angkasa bagi warga sipil. SpaceX, perusahaan manufaktur roket dan satelit yang didirikan Elon Musk, sudah menyediakan jasa travelling ke ruang angkasa sejak 2024.
Di situs resminya, SpaceX merinci empat destinasi wisata di ruang angkasa, yakni orbit Bumi, satelit ruang angkasa internasional (ISS), orbit bulan, dan Mars. Untuk wisata di orbit Bumi, SpaceX menjanjikan pemandangan spektakuler dari ketinggian di atas 300 kilometer.
Dalam penerbangan luar angkasa, SpaceX akan mengandalkan kapsul Dragon. Sejak 2012, kapsul itu telah mengangkut lebih dari 1.000 peneliti ke orbit permukaan bumi dan satelit luar angkasa.
Selain itu, ada Virgin Galactic. Seperti SpaceX dan Blue Origin, perusahaan asal Inggris itu juga menyediakan wahana antariksa suborbital untuk kepentingan wisata luar angkasa dan meluncurkan satelit kecil. Wahana Virgin Galactic diluncurkan dari sebuah pesawat udara 'Buddy'.
Berapa biaya yang dibutuhkan untuk travelling ke luar angkasa?
Wisata luar angkasa tentu saja tidak murah. Biaya pasti yang dibutuhkan tidak diungkap oleh perusahaan penyedia jasa. Namun, Blue Origin meminta deposit senilai US$150 ribu atau kisaran Rp2,5 miliar untuk calon konsumen.
SpaceX juga merahasiakan harga tiket perjalanan wisata ke luar angkasa yang mereka tawarkan. Di situs resminya, SpaceX mengarahkan calon konsumen untuk menghubungi mereka via email perusahaan jika ingin tahu berapa biaya yang dibutuhkan untuk travelling ke luar angkasa.
Meski demikian, sejumlah laporan menunjukkan harga tiket wisata ke luar angkasa bisa mencapai jutaan dollar. Pada 2021, menurut USA Today, sebuah tiket perjalanan luar angkasa untuk warga sipil dilelang dengan harga US$28 juta atau kisaran Rp471 miliar.
Bagaimana proyeksi wisata luar angkasa di masa depan?
Meski mahal, peminat wisata ruang angkasa terus naik. Dalam sebuah laporan, Grand View Research memperkirakan pangsa pasar untuk turisme luar angkasa global mencapai US$888,3 juta pada 2023. Angka itu diprediksi naik kisaran 44,8% pada periode 2024-2030.
AS merupakan penyumbang terbesar pasar turisme luar angkasa. Pada 2023, kontribusi dari pasar turisme luar angkasa AS mencapai 83,1%. Nilainya diprediksi akan terus naik seiring penemuan-penemuan baru dalam teknologi perjalanan ke luar angkasa, termasuk di antaranya penggunaan roket reusable dan masifnya promosi global.
Pasar wisata luar angkasa di Asia Pasifik juga diproyeksikan meningkat hingga kisaran 45,1% pada periode 2024-2030. China, India, dan Jepang diyakini bakal mendominasi bisnis eksplorasi dan turisme luar angkasa di Asia.